Seniberjalan.com— Menikmati Pulau Dewata tak harus datang ke Bali, cukup di Banyuwangi. Kok bisa ? secara geografis Banyuwangi dan Bali memang berdekatan hanya dipisahkan oleh selat bali. Pantai Boom adalah jawabannya.

Seperti biasa Aru berjalan sendiri tanpa Mero. Sepertinya Tuhan belum mengijinkan kita untuk duo traveling hehe.

Pantai Boom punya julukan “The Sunrise Of Java” munculnya sang surya pertama kali di Pulau Jawa. Namun untuk perjalanan kali ini Aru gak bakalan dapetin momen itu, jalan aja sudah jam 13.00 wib. Bangun kesiangan efek begadang tak jelas.

Di Pantai Boom Banyuwangi juga sering dijadikan tempat kegiatan seni budaya berskala nasional. Sejak 2012 pantai ini diadakan event parade gandrung sewu yaitu seribu penari gandrung menari diatas pasir Pantai Boom. Event ini diagendakan setiap tahun. Selain gandrung sewu, ada juga pagelaran musik “Banyuwangi Beach Jazz Festival”.

Baca juga: Tersesat di Jember Fashion Carnaval 2015

Pandangan pertama Aru langsung tertuju pada pulau di sebrang laut, Pulau Dewata. Aru yang hanya ditemani pasir hitam dan langit biru, duduk berjam-jam menikmati Bali dari kejauhan.

Tiket pantai ini terbilang murah hanya 3ribu permobil.

Disepanjang pantai ada sekitar 20an kursi pantai dengan payung warna warni yang disewakan 20ribu per kursi. Pengunjung terbanyak biasanya di hari minggu. Selain berenang, memancing di dermaga serta menjelajahi pantai dengan kuda menjadi daya tarik pantai ini.

Pantai Boom terletak di dalam kota, hanya 2 km dari pusat Kota Banyuwangi. Akses sangat mudah untuk dijangkau bisa dengan becak, ojek ataupun kendaraan pribadi, namun belum ada jalur angkutan umum. Dari simpang lima, masuk ke jalan Dr. Sutomo hingga Taman Blambangan. Dari lampu merah menuju arah utara hingga bundaran PLN, lalu belok kanan masuk Jalan Nusantara. Penunjuk jalan yang mengarah ke pantai ini dapat ditemui dengan mudah.