Ada yang menarik di Bajafash 2018 kali ini. Lewat Open Dialog pada hari ke dua, Sabtu (17/3) tampak sekali bahwa musisi dari tiga negara serumpun: Indonesia, Malaysia dan Singapura kompak duduk bersama disatukan dalam satu persepsi: berkarya dalam musik dimanapun perform-nya (negara).

Dukunga juga datang dari Thailand. Hadir perwakilan dari Thailand, Co-Founder and Community Manager of Fungjai.com, Piyapong yang turut memberikan support dan masukan agar Bajafash berkelanjutan untuk tahun tahun berikutnya.

Musisi dari negara-negara tersebut pada intinya mendukung Batam menjadi Fashion and Music Hub di Asean. Seperti yang dikatakan Rudy Djoe, musisi jazz asal Singapura,” Creat something together and come there.”

Sedangkan dari Malaysia juga memberikan semangat yang sama, seperti dukungan yang diberikan Datuk Azmi, baginya tak masalah menjadikan Batam sebagai hub fashion dan jazz. Menurutnya musik jazz bisa dinikmati oleh siapa saja meskipun tempatnya di Batam (Indonesia).

foto: elizagusmeri/seniberjalan. Datuk Azmi

Open dialog yang bertajuk Sustainable Creative Industry in Diversity of South East Asia through Jazz and Fashion ini tidak hanya memberikan perhatian pada industri musik tetapi juga pada industri fashion seperti yang sudah dilakukan oleh Bajafash sebanyak 4 kali event. Bajafash sudah mendatangkan designer-designer ternama seperti Cossy Latu, Arturro, Didit Jarit, Decy Tyramona, Natasya Rofalina dan Febby Erika dan sebagainya.

Focusing Point dalam dialog ini adalah Industries Issue Indonesia, Malaysia Singapore collaboration Networking Education dengan capaian goals Solution for sustainable in creative industries Positive feed for each government Open the networking for creative business. Fokus perkembangan industri kreatif khususnya musik dan fashion tidak hanya di tujukan di Batam (Indonesia) saja tetapi melalui event tersebut tiga negara serumpun dapat maju bersama untuk saling mendukung memajukan industri kreatif.

Baca juga: Perjalanan Hebat ke Senggiling; Terjebak Lumpur, Hujan dan Banjir

 

"bajafash.jpg"

cossy Latu (tengah) (foto:elizagusmeri/seniberjalan)

Para pelaku musik ini berharap mendapatkan respon dan respek dari pemerintah. Agar memajukan event yang sebenarnya juga memberikan dampak ekonomi untuk Batam sendiri. Terlebih mendatangkan wisman ke Batam.

Kegelisahan tersebut disambut langsung oleh Lukita Dinarsyah, Kepala BP Batam yang ikut hadir pada Open Dialog tersebut. Lukita terang-terangan memberikan dukungan untuk Bajafash bahkan untuk kelanjutan acara itu di tahun berikutnya. Menurutnya Batam punya potensi untuk dijadikan Fashion dan Musik Hub melalui event Bajafash.

Sesi Open Dialog tampaknya memberikan saluran bagi musisi-musisi tersebut untuk menyampaikan unek-unek secara terbuka. Untuk kelancaran kunjungan ke Indonesia, para musisi antar negara tersebut berharap pihak KBRI Malaysia dan Singapura ikut mendukung. Setidaknya memberikan kemudahan atau akses untuk konser di Indonesia.

Open Dialog ini dihadiri oleh Music Industry Practitioner: Rudy Djoe (Singapore), Khadijah Ibrahim (Malaysia), Kalangan Profesional : David Siow (Singapore), KL Jazz Ampang Founder: Datok Nik Azmi, Co-Founder and Community Manager Of Fungjai.co: Piyapong Muenprasetdee, Senior Designer: Cossy Latu dan Wieke Dwiharti, Second Secretary Economic Affair KBRI Singapura: M. Reza Adenan, Minister Counsellor Economic Fair KBRI Malaysia: Khrisna K.U Hannan, Kepala BP Batam: Lukita Dinarsyah Tuwo, Kadin Kepri Ekonomi Kreatif: Indina Putri Fajar dan Pemerhati Pariwisata: Rahman Usman. Dipandu oleh Moderator Tengku Ryo. Berlokasi di Restaurant Seafood Batamview, Nongsa, Batam.

Sebagai bukti semangat Bajafash pada tahun berikutnya, pihak penyelenggara sudah memikirkan konsep lokasi  Bajafash. Direncanakan Bajafash 2019 akan diadakan di pantai.

About the Author