Seniberjalan.com – Budaya dan alam menyatu menjadikan even ini dinanti orang. Ya apalagi kalau bukan Dieng Culture Festival (DCF) 2015, yang akan diselenggarakan pada 31 Juli 2015 sampai 2 Agustus 2015 di Dieng Jawa Tengah Indonesia.
Dengan Tema “Culture For Harmony” harmoni dalam berkehidupan antar sesama manusia, juga harmoni dengan alam sekitarnya.
Jalan sehat sembari menikmati hangatnya Purwaceng, minuman herbal khas Dieng. Lanjut menikmati serangkaian atraksi seni budaya, mulai dari pertunjukkan wayang kulit di tengah hawa dingin, pameran kerajinan khas Dieng, festival film indie pelajar, pesta balon dan lampion, serta meriahnya pagelaran ‘jazz di atas awan’.
Selain itu, ada juga upacara ruwat rambut gimbal. Di Dieng, beberapa anak memiliki rambut gimbal asli yang dilatarbelakangi keyakinan dan mitos warga setempat.
Pada puncak acara DFC, rambut anak-anak yang gimbal secara alami tersebut akan dipotong kemudian diupacarakan untuk dilarung ke sungai. rambut gimbal tersebut haruslah dipotong
konon katanya bila rambut gimbal dibiarkan, masyakat Dieng percaya anak itu beserta keluarganya akan terancam musibah.
Anak-anak tersebut memiliki rambut normal saat lahir namun suatu waktu mereka tiba-tiba akan mengalami kejadian-kejadian tertentu yang diyakini sebagai awal mula tumbuhnya rambut gimbal, yaitu suhu badan meninggi diikuti dengan tumbuhnya bintik kecil di kepala.
Lama kelamaan, bintik itu membesar dan rambutnya akan menggimbal, saat itu pula orang tua sudah tau bahwa anaknya merupakan keturunan Tumenggung Kolo Dete, pertapa berambut gimbal dari Majapahit.
Sebelum upacara pemotongan rambut akan dilakukan ritual doa di beberapa tempat agar upacara dapat berjalan lancar. Tempat-tempat tersebut adalah: Candi Dwarawati, komplek Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, komplek Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga Warna), Kali Pepek, dan tempat pemakaman Dieng.
Malam hari sebelum prosesi akan dilakukan Upacara Jamasan Pusaka, yaitu pencucian pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak rambut gimbal. Keesokan harinya baru dilakukan kirab menuju tempat pencukuran, si anak diarak dari rumah sesepuh pemangku adat dan berhenti di dekat Sendang Maerokoco atau Sendang Sedayu, tempat penyucian rambut.
Setelah itu, barulah ritual pemotongan rambut dilaksanakan. Potongan rambut gimbal tersebut kemudian dihanyutkan ke Telaga Warna yang menandakan bahwa rambut tersebut dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Ratu Laut Kidul.
Baca juga: Hesti Antara Sekolah dan Film
Persiapan Menyaksikan Dieng Culture Festival 2015
Jadi akan ada banyak manusia yang hadir dalam acara ini, biasanya hingga 50 ribuan orang akan berkumpul untuk menyaksikan acara ini dan rangkaiannya di sekitar kompleks candi Arjuna. Jadi untuk menghadiri acara DCF diperlukan persiapan yang matang seperti:
¤ Membeli Tiket kepada panitia, jauh-jauh hari agar tidak kehabisan tempat menginap dan dapat menyaksikan pergelaran Festival Budaya Dieng.
¤ Berkomunikasi dengan panitia dengan mengikuti timelineTwitter@festivaldieng atau kanal lain yang tersedia.
¤ Membawa perlengkapan tidur dan perlengkapan mountaineering, hiking atau perlengkapan lapangan untuk berjalan-jalan di sekitar dataran tinggi Dieng.
¤ Membawa pakaian hangat untuk menyaksikan pergelaran Jazz atas Awan. Membawa alat dokumentasi seperti kamera atau alat yang bisa mengabadikan keberadaan kita di Dieng, daripada menyesal tidak punya foto.
¤ Hati yang lapang dan bersiap menghadapi kondisi terburuk seperti tidak ingin cepat pulang. Memilih tour dan travel agen yang siap mendampingi, karena jarak yang cukup jauh dari kota sehingga alat transportasi tidak tersedia setiap saat.
Sumber : wikipedia indonesia, wonderful indonesia dan dieng.id