Paspor saya sudah lama tidak aktif. Mungkin 5 tahun dianggurin. Faktor Covid-19 juga sih, belum tertarik urus karena lagi gak minat ke mana-mana.
Tahun ini barulah saya urus. Itupun karena paksaan seorang teman yang mengajak saya ke undangan tempat wisata di Singapura.
Sebelum pergi dia sudah wanti-wanti biar segera urus paspor. Ia mengingatkan berkali-kali.
Saya punya waktu tiga minggu mengurusnya sebelum berangkat ke Singapura. Agak sedikit mager, benarnya males ke ribet administrasinya.
Tapi terpaksa harus urus karena kadung janji sama si teman dan kayaknya sudah masanya untuk melanglang buana kembali.
1. Mencari tahu cara dan lokasi membuat paspor
Saya sudah men-follow akun Instagram Imigrasi Batam yang memuat informasi terkini pembuatan paspor. Sekarang lebih canggih, daftar pakai aplikasi M-Paspor, lebih gampang input data sampai ngambil no antrian ada di aplikasi itu.
Saya mencoba memenuhi persyaratan, di antaranya tertera di flayer ini:
Setelah selesai isi data dan memotonya, yang bikin jengkel adalah susahnya mencari waktu dan antrian untuk perekaman paspor. Pasalnya tricky juga memilih waktu yang kita mau.
Pun kalau jadwalnya ada harus cek kuota perekaman yang disediakan. Saya sendiri dapat jadwal perekaman 3 minggu di M-Paspor.
Ohya saya lupa, tempat perekaman paspor yang saya pilih adalah di ULP Harbour Bay Batam dengan harapan kondisinya gak se crowded di Batam Center.
Setelah mengisi dan mengambil no antrian di aplikasi itu, saya memilih membayar langsung lewat mobile banking. Kena Rp650 ribu perorang untuk jenis paspor elektronik.
Selain itu, pemohon bisa membayar via Mbanking atau transfer bank dan di supermarket terdekat seperti di Indomaret.
2. Melakukan perekaman paspor di ULP Harbourbay
Saya datang tak terlalu pagi di ULP Harbour bay saat perekaman. Kebetulan saya urus bareng pak suami.Tapi semua di luar dugaan saya. Orang tetap ramai mengantri tapi engga bergulir tumpah ruah ke luar ruangan.
Satu lagi saya melakukan kesalahan, tidak membaca persyaratan dengan baik-baik; lupa membawa materai dan mem-photo copy semua dokumen asli.
Hmm..soal materai saya memang gak baca. Nanti, materai itu akan digunakan untuk surat pernyataan.
Sedangkan soal gak photocopy dokumen sebenarnya saya keliru. Dalam benak saya, di ULP itu disediakan photocopy gratis seperti ketika urus STNK di Samsat.
Jadi yah sebelumnya saya pikir santai saja, urus aja di lokasi nanti. Dan ternyata? memang ada sih mesin photocopy di lokasi tapi dioperasikan oleh seorang satpam yang one man show. Alias dia bertugas di dua desk, mem-photocopy dan melayani pemohon di meja pelayanan.
Dia terlihat kelimpungan arus bolak-balik ke sana ke mari. Beruntungnya si bapak ini baik dan sabar. Dia juga memita saya untuk bersabar ketika ingin bantuan photocopy dokumen.
Balek ke materai. Kesalnya, gak ada yang jual di lokasi. Lagi-lagi saya mikir semuanya bakal ada di sini, ternyata tidak. Akhirnya ada seorang bapak yang baik hati memberi tahu di mana bisa beli materai.
Soalnya suami saya udah ke indomaret ama circle key deket situ pada habis. Kata si bapak, pergilah ke kedai kopi tiam beberapa blok dari tempat itu. Alhasil, ketemu sih.
Materai 10 ribunya dijual Rp18 ribu wkwk. Biasa yah, orang ambil untung di saat kesempitan.
Susah payah mendapatkan materai, saya lapor lagi ke meja administrasi dan disuruh mengisi surat pernyataan. Setelah itu barulah saya mendapatkan nomor antrian untuk perekaman atau foto paspor.
3. Foto untuk paspor
Tak butuh waktu lama nama saya dipanggil petugas perekaman. Dia memastikan berkas saya kemudian mengajukan beberapa pertanyaan.
Saya pikir akan lama. Dia menanyakan mau ke mana dan apa pekerjaan. Setelah itu lanjut berfoto dan selesai.
Sebelum beranjak dia menginformasi paspor saya selesai dalam 4 hari kerja. Paspor pada hari H dapat diambil di lantai dua dengan melampirkan tanda bukti pembayaran dan pengambilan paspor setelah menunggu selama 4 hari.
Dari pengalaman di atas, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan sebelum membuat paspor.1. Meskipun sudah mengambil nomor antrian di M-paspor kita tetap harus mengambil nomor antrian baru di lokasi.
2. Periksa berkas sebelum perekaman dan jangan lupa semua berkas di fotokopi.
3. Tetap bawa berkas pernyaratan asli bila sewaktu-waktu minta diperlihatkan.
4. Bawalah materai dan pulpen sendiri karena harus bergantian menggunakan di lokasi. Kadang enggak tahu entah ke mana.
3. Pakailah baju yang rapi dan bersiaplah berfoto dengan kondisi santai, kalau bisa jangan gugup, bisa -bisa fotonya jelek. Sebaiknya jangan pakai baju berwarna putih.
4. Perhatikan semua persyaratan pembuatan paspor.
5. Tibalah lebih awal agar tidak terlalu lama mengantri.
6. Saat pengambilan paspor jangan lupa membawa bukti pembayaran dan surat pengantar pengambilan yang sudah diberikan setelah perekaman
7. Untuk aplikasi M-Paspor terkadang error. Butuh kesabaran untuk membuka kembali. Satu hal lagi, ketika mendaftar di M-paspor, jadwal antrean dan kuota tidak selalu tersedia. Jadi ada baiknya ketika berencana traveling dan butuh paspor, buatlah 1 bulan sebelumnya. Pasalnya, dari pengalaman saya, butuh 3 minggu untuk mendapatkan antrean.
nah bisa jadi alternatif nih di batam center rame terus imigrasinya
iya, atau gak ke Belakang Padang oke juga sekalian jalan-jalan
pas banget lagi mau nyambung pasport kak, sempat mikir mau ke belakang Padang, ternyata ada yg lebih dekat di harbour bay
cobain di Harbour Bay eka, ke BLP asik juga hehe
pas banget informasi nya mbk, saya juga udah 4th pasport mati dan mau buat ulang, sempat kepikiran mau buat di belakang Padang, ternyata Barbour bay 3 minggu sebelum udah bisa buat, lagian ngk urgent sih jafi lebih enak di Batam.
antriannya masih bisa ditunggu kalo di Harbour Bay