Ini pengalaman pertama saya pergi ke Turki. Perjalanan agak jauh dari rumah. Pergi ditemani seorang teman yang juga baru dikenal. Seorang bapak-bapak pendiam yang saya temui di bandara Soekarno Hatta.
Kami sama-sama diundang oleh kementerian wisata Turki untuk meliput tiga kota di negara itu, yakni Ankara, Eskisehir dan Konya.
Saya agak kaget mendapatkan undangan ini. Sampai sekarang masih penasaran siapa yang merekomendasikan nama saya. Singkat cerita, di tengah keraguan dan kegrogian melakukan perjalanan 12 jam dari Jakarta ke Istanbul lalu ke Ankara ini, saya melewatinya dengan baik.
Saya meragukan diri saya, khawatir apakah saya bisa melewati perjalanan ini. Apakah saya tahan dengan cuaca di sana. Apalagi perginya pas puasa..
Di tengah perjalanan memang sedikit ada tantangan yang harus saya hadapi, tapi saya membawa diri untuk jangan malu bertanya. Meskipun dengan bahasa inggris yang pas-pasan.
Di bandara Soetta semua pengurusan tiket berjalan lancar. Sampai di Istanbul, saya dan kawan saya sempat overwhelmed. Kami ragu apakah harus mengambil bagasi atau tidak. Ohya, kami naik pesawat yang sama yakni Turkish Airlines untuk dua kali rute penerbangan: Jakarta-Istanbul-Ankara.
Kami bertanya ke sana ke mari ke petugas imigrasi bandara Istanbul yang memasang wajah malas melayani. Entahlah ya, apa mereka memang seperti itu kepada orang asing.Akhirnya kami menemukan pusat informasi, itupun bahasa inggrisnya sayup-sayup saya mengerti. Tapi kami dapat intinya. GAK Ambil Koper hehe..
Maklum, ini pertama kali saya naik pesawat jauh dan pertama kali transit. Dengan begitu, saya mengerti di situasi seperti ini bila terjadi lagi.
Baca juga: TERNYATA Lebih Seru! Ini Cara Naik Bus di Singapura
Kami akhirnya menemukan pintu masuk ke Imigrasi. Saya pikir bandara segede ini sudah pakai sistem autogate seperti Soetta. Ternyata gak. Yah masih mending Soetta ya? Walaupun kadang bisa kadang gak haha..
Di imigrasi saya melewati dengan mulus bahkan si petugas nyaris tak melihat wajah saya. Si petugas perempuan hanya ngecap paspor sambil asik ngobrol dengan temannya di konter sebelah. Saya sampai nanar melewati imigrasi dengan mudah. Never mind, saya sudah di Turki!
Perjalanan ke Ankara
Kami hanya transit sebentar di bandara Istanbul. Dua jam kemudian terbang lagi sekitar 1 jam ke Ankara ibu kota negara Turki.Kami tiba di Ankara sekitar jam 8 pagi. Di bandara ini kami kembali kelimpungan. Koper gak ketemu! Khawatir lagi tak dibawa pesawat!
Setelah bertanya ke sana ke sini, ternyata kami menunggu di gate koper yang salah. Seorang petugas bandara akhirnya memberi tahu di mana koper itu harus diambil.
Baca juga:
Cara Cari Lokasi TOILET BIDET di Singapura
Setelah semua beres, kami keluar dari bandara untuk menunggu jemputan minibus. Semula, saya berpikir guide kami sudah di tempat, ternyata masih di perjalanan.
Kurleb 30 menit harus menunggunya dalam keadaan cuaca yang amat dingin meskipun sudah mengenakan jaket tebal. Pada hari itu kami diantar dulu ke hotel untuk rehat sejenak dan akan langsung melanjutkan perjalanan ke beberapa destinasi.
Kami bakal bergabung dengan tiga rekan lainnya dari Malaysia. Selama perjalanan ke hotel, saya berupaya tak memejamkan mata karena seakan tak percaya dan memastikan diri saya sudah berada di Turki.
Rasa penasaran pun membuncah melihat pemandangan kota Ankara. Sesekali saya memoto dan merekam video. Biasalah untuk pengalaman pertama, saya agak menjadi berlebihan, gak mau melewatkan semua momen yang tak pernah saya saksikan secara langsung.Di hari pertama, kami berkunjung ke museum Anatolia. Selama perjalanan ini, kami ditemani oleh seorang guide yang lumayan asik plus seorang ibu-ibu dari kementerian Turki. Mereka adalah Mehmet dan Ebru.
Kunjungan kali ini bertema Authentic Wooden Mosques Route in Anatolia, yang bertujuan menjelaskan makna budaya dan sejarah masjid-masjid kayu di kota-kota tersebut. Jadi lebih banyak berkunjung ke destinasi seperti masjid dan museum.
Tempat-tempat itu tersebar di tiga kota dengan jarak tempuh yang cukup jauh yakni Ankara, Eskisehir dan Konya. Destinasi yang kami kunjungi seperti menjelajahi masjid-masjid kayu di Jalan Hamamönü di Ankara, termasuk situs Daftar Sementara UNESCO, Masjid Hacı Bayram dan Masjid Ahi Şerafeddin.Di Eskişehir, kami berkunjung ke Masjid Sivrihisar Ulu yang bersejarah, Rumah Odunpazarı dan Museum OMM. Di perjalanan akhir di Konya, kami berkunjung ke Eşrefoğlu Camii dan Museum Mevlana, keduanya masuk dalam Daftar Sementara UNESCO.
Perjalanan dari pagi hingga jelang berbuka non stop, dituntaskan dalam 4 hari. Satu hal yang membuat saya heran, dalam perjalanan ini saya merasa tidak terlalu capek apalagi saat puasa. Mungkin karena melewati jalan yang mulus dan tidak terganggu macet. Plus, minibus kami nyaman banget.
Perjalanan yang tak terlupakan
Ini akan menjadi perjalanan tak terlupakan. Bahkan saya ingin kembali ke sana. Saya merasakan hal berbeda saat berada di negara di mana berdiri kerajaan berpengaruh di Turki yakni Dinasti Seljuk dan Ottoman. Ada magnet tersendiri dan saya benar-benar nyaman mengikuti trip tersebut. Mungkin karena pertama kali ya?
Banyak kejutan yang tak kami sangka. Selain berkunjung ketempat-tempat peninggalan sejarah seperti museum dan masjid, kami juga mendapat momen plus seperti disambut salju dan bunga tulip yang mekar. Padahal di Turki sudah masuk musim semi. Sedikit kesulitan saya saat di sini hanyalah soal makanan. Kami dijamu dengan makanan berlimpah ruah, namun tidak selamanya cocok di lidah terutama untuk makanan yang sangat manis dan serba keju. Saya juga jarang menemukan makanan pedas. Di sini lebih cenderung makanan manis, asam dan asin. Saya berusaha menikmati meskipun tidak terlalu suka seperti menyantap aneka daging domba. Itulah cerita perjalanan perdana saya ke negeri Ottoman, berharap bila masih diberi kesempatan dan menjadi hak saya, mungkin akan kembali diundang ke sana tahun depan. Bisa saja ke kota Istanbul yang paling banyak didatangi turis Indonesia itu. Menurut Ebru, keinginan itu bisa saja terwujud. Amin ya Allah!Artikel Seniberjalan bisa dibaca di Google News!
MasyaAllah, seru sekali ..baca ini jadi berasa berkelana di Turki . Doakan aku bisa berkelana di sana yaaa . Shalawatin bisa ksana juga
amin mba, insya allah segera terwujud
Turki menjadi tempat dengan daya tariknya yang unik dan mempesona. Semoga bisa berpetualang ke sana juga mba..
semoga tercapai mas
Seru banget yaa perjalanannya. Turkey sepertinya sangat menarik untuk dikunjungi. Tapi memang biaya akomodasi ke sananya gak main main 🙂
Jadi untuk.sementara waktu mengaguminya melalui artikel ini dan sumber sumber lainnya dulu.
moga suatu saat tercapai cita-citanya mba
Ikut deg-degan rasanya.. Hihii~
Soalnya ke Turki dapat rejeki, ini lebih bahagianyaaa sampai nembus langit.
Doanya apa, kak?
Dan termasuk beruntung yaa.. transitnya dini hari, jadi petugas imigrasinya juga mengusir kantuk dengan ngobrol sama temen.
iya rezeki bulan ramadan. gak ada doa kak, mungkin lagi rezeki saja hehe..
Masjidnya sangat ikonik, dibangun dengan menggunakan dominan unsur kayu, dimana perawatannya harus konsisten dan detil.
iya mba sangat terawat sebagai warisan budaya turki
Baru tahu saya makanan di Turki cenderung manis-manis, salah satu ketakutan Saya ke suatu tempat ialah gk cocok lidahnya dgn makanan disana????
iya manisnya manis banget, tapi ada asin dan asem, bisa dicari makanan yang cocok mba misalnya kebab, lumayan sih.
ALhamdulillah dapat rejeki jalan-jalan Kak, apalagi free semua biaya ditanggung, jadi dapat pengalaman yang bisa diceritakan ke anak cucu nih
hehe..iya rezeki bulan puasa
Berkah selalu ya kak, jadi pengalaman luar biasa ke Turki bisa kelilingan tempat yang indah.
terima kasih mba