Panas, kering, dan penuh debu. Tapi siapa sangka, di balik kerasnya medan dan teriknya savana, Taman Nasional Baluran menyimpan pesona liar yang tak terlupakan
Situbondo, Indonesia_Setelah menempuh perjalanan melelahkan di jalur berbatu menuju air terjun sehari sebelumnya, tujuan selanjutnya adalah Taman Nasional Baluran, sebuah kawasan konservasi yang dijuluki Africa van Java.
Baluran terletak di Kabupaten Situbondo, berbatasan langsung dengan Banyuwangi. Kawasan ini menawarkan bentang alam perpaduan savana luas, hutan kering, pegunungan, hingga pantai, yang menjadi habitat berbagai satwa liar.
Savana langsung menyambut di dekat pintu masuk. Namun, perjalanan justru harus dilanjutkan lagi sejauh belasan kilometer melewati jalan tanah dan hutan kering.
Pohon-pohon tumbuh jarang, daunnya mengering, bak berada di dalam tayangan dokumenter National Geographic. Ditambah cuaca sangat panas, dan terik matahari terasa memanggang kulit.
Setelah sekitar 45 menit berkendara dari pintu masuk, barulah savana Bekol terbuka di hadapan mata.
Padang rumput membentang luas sejauh pandangan. Beberapa pohon akasia berdiri tersebar, dan Gunung Baluran menjadi latar belakang yang dramatis.
Spot ini menjadi favorit banyak wisatawan untuk berfoto karena lanskapnya yang unik dan memukau.
Baca juga:Wisata Taman Rusa Batam: Tempat Healing di Tengah Hiruk Pikuk
Pengalaman visual bak di film dokumenter
Berjalan kaki di tengah padang savana bisa jadi pengalaman yang menguras tenaga. Beberapa bagian jalur memiliki semak berduri yang tajam, cukup untuk melukai jika tak hati-hati.
Meski begitu, suasana di tengah padang rumput, sunyi, luas, dan terbuka, memberi rasa bebas yang sulit dijelaskan. Banyak pengunjung larut dalam suasana dan hampir lupa diri, sibuk mencari sudut terbaik untuk berfoto.
Kawasan ini juga sangat cocok untuk syuting film atau konten dokumenter. Namun, persiapan harus matang: topi, air minum, pakaian lengan panjang, dan sepatu trekking sangat dianjurkan. Suasana kering dan minim naungan bisa membuat dehidrasi cepat terjadi.
Taman Nasional Baluran Rumah Flora dan Fauna
Taman Nasional Baluran adalah rumah bagi lebih dari 444 jenis tumbuhan dan lebih dari 26 jenis mamalia liar, termasuk:
- Rusa timor dan kijang
- Banteng jawa (Bos javanicus)
- Merak hijau, elang, dan berbagai jenis burung
- Kerbau liar
Jika beruntung, pengunjung bisa melihat rusa liar melintasi savana. Namun mereka cenderung waspada dan menjauh bila didekati.
Baca juga: 6 Taman Kota Batam yang Populer
Kerbau liar biasanya bisa ditemukan sedang berendam di kubangan lumpur, tenang tak terganggu oleh kehadiran manusia.
Pengunjung disarankan tidak memberi makan atau mencoba mendekati satwa karena bisa mengganggu ekosistem dan membahayakan diri sendiri.
Rute dan Akses Masuk ke Taman Nasional Baluran
Pengunjung umumnya datang melalui jalur darat dari Banyuwangi atau Situbondo. Belum tersedia angkutan umum reguler yang melintasi langsung kawasan ini, sehingga kendaraan pribadi atau sewaan menjadi pilihan utama. Kami menggunakan mobil milik teman dan masuk melalui Gerbang Batangan.
Tiket Masuk dan Peraturan Terbaru
Sejak 30 Oktober 2024, harga tiket masuk ke Taman Nasional Baluran mengikuti ketentuan baru dari PP No. 36 Tahun 2024 tentang tarif PNBP sektor lingkungan:
- Wisatawan domestik (hari kerja): Rp51.000/orang
- Hari libur atau akhir pekan: Rp76.000/orang
- Parkir mobil: Rp10.000
Harga ini sudah termasuk asuransi Jasa Raharja dan retribusi kawasan konservasi.
Tips Praktis ke Taman Baluran
- Datang pagi hari untuk menghindari panas ekstrem
- Pastikan kendaraan dalam kondisi baik, jalan menuju Bekol bisa berlubang dan berdebu
- Bawa bekal makanan dan cukup air minum
- Jangan membuang sampah sembarangan, dan patuhi larangan penggunaan drone tanpa izin
- Gunakan tabir surya dan pakaian tertutup untuk perlindungan dari matahari dan semak
Bagi sebagian orang, mungkin terasa “terlalu sederhana” hanya padang rumput dan hutan kering. Namun bagi mereka yang mau berjalan lebih jauh, keunikan dan kebebasan yang ditawarkan Baluran tak mudah dilupakan.
Lokasi