Kota Tanjungpinang mungkin tidak sepopuler Batam atau Singapura di peta wisata, tapi percayalah, kota ini menyimpan kekayaan budaya, sejarah, dan kuliner yang luar biasa.

Sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, kota ini berada di Pulau Bintan dan menjadi gerbang ke dunia Melayu yang autentik.

Pulau Penyengat (seniberjalan)

Pulau Penyengat (seniberjalan)

Sejarah Kota Tanjungpinang

Tanjungpinang punya cerita panjang dalam peta pemerintahan Indonesia. Awalnya hanyalah kota administratif di bawah Kabupaten Kepulauan Riau pada tahun 1983 (Tanjungpinang.go.id).

Barulah di tahun 2001, kota ini resmi berdiri sendiri sebagai kota otonom melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2001.

Tanjungpinang (seniberjalan)

Jembatan Tanjungpinang (seniberjalan)

Sejak saat itu, Tanjungpinang mulai tumbuh sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan Melayu di Kepulauan Riau.

Dengan luas sekitar 239 km² atau seperenam luas Batam. Sebagian wilayah Tanjungpinang adalah laut. Tapi jangan salah, letaknya sangat strategis berdekatan dengan Batam dan Singapura serta berada di jalur pelayaran internasional antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Tak heran jika kota ini selalu jadi persinggahan penting sejak zaman kerajaan.

Pada masa Kerajaan Melayu dan Kesultanan Riau-Lingga, Tanjungpinang merupakan pusat pemerintahan dan kebudayaan yang sangat penting.

Kesultanan ini merupakan penerus kejayaan Kerajaan Melayu Malaka setelah jatuh ke tangan Portugis pada abad ke-16. Setelah itu, para bangsawan dan pemimpin Melayu memilih Tanjungpinang dan pulau-pulau sekitarnya sebagai basis baru karena letaknya yang aman, terlindung, namun tetap strategis.

Di sinilah Istana Raja Ali Haji, tokoh penting sastra Melayu dan pencipta Gurindam Dua Belas, berdiri. Kawasan ini juga dikenal sebagai benteng pertahanan laut melawan kolonialisme serta tempat berkembangnya perdagangan rempah-rempah, hasil laut, dan budaya Melayu.

Baca juga: Menghilang, Pantai Dangas Batam Kini Tinggal Nama

Masyarakat Multikultur dengan Akar Budaya Melayu

Penduduk Tanjungpinang sangat beragam. Ada Melayu, Batak, Minang, Tionghoa, Jawa, hingga Bugis. Tapi budaya Melayu tetap menjadi identitas utama kota ini.

Keberagaman ini menciptakan harmoni sosial yang terasa hangat, dan tentu saja memengaruhi rasa dalam setiap sajian kulinernya!

Kuliner Khas Tanjungpinang yang Wajib Dicoba

1. Nasi Dagang & Otak-Otak

Wisata kuliner di Tanjungpinang identik dengan makanan Melayu. Nasi dagang nasi gurih dengan ikan tongkol atau kari ayam adalah sajian yang wajib dicoba.

Otak-otak pun jadi primadona, dibungkus daun pisang dan dipanggang, menghasilkan aroma asap yang menggoda.

Otak-otak (seniberjalan)

Otak-otak (seniberjalan)

2. Lempok Durian

Bagi pecinta durian, Tanjungpinang punya lempok durian. Teksturnya mirip dodol, tapi dengan rasa durian yang kental dan legit. Cocok buat oleh-oleh.

3. Seafood Segar dengan Pemandangan Laut

Berada di tepi laut, kota ini kaya akan seafood. Dari ikan bakar bumbu kuning, kepiting saus tiram, hingga kerang rebus semuanya bisa kamu nikmati sambil memandangi laut.

Ada juga restoran apung di mana kamu bisa pilih langsung seafood segar untuk dimasak. Jangan lewatkan gonggong, siput laut khas Kepri yang jadi ikon kuliner lokal hingga cumi masak hitam.

Cumi masak hitam (seniberjalan)

Cumi masak hitam (seniberjalan)

Baca juga: Jelajah Patung 1000, Destinasi Spiritual di Tanjungpinang

4. Warung Kopi, Kue Tradisional, dan Cerita Lokal

Sore hari adalah waktu terbaik untuk mencicipi kopi o (kopi hitam) atau teh tarik di warung-warung tua yang hangat. Temani dengan kue talam, putu piring, atau kue bakar durian. Sementara oleh-oleh dari kota ini seperti kerupuk ikan, belacan, dan amplang.

5. Cemilan Malam

Saat malam tiba, kuliner lain yang wajib dicoba seperti martabak kari, roti jala, dan camilan khas lainnya. 

Lokasi Kota Tanjungpinang

About the Author

Eliza G

Founder and Writer

Travel and Photo Enthusiast, Local Tourism Observer

View All Articles