Seniberjalan.com__Aksi Perang Air tidak hanya ditemukan di Thailand. Indonesia juga punya. Datang saja ke Selatpanjang, ibukota Kabupaten Meranti, Riau. Untuk menemukan even ini harus datang pada saat perayaan Imlek. Perang Air atau dikenal dengan sebutan Cian cui adalah even paling ditunggu-tunggu warga Selatpanjang.
Tidak hanya warga Tionghoa tetapi juga suku lainnya bahkan wisatawan yang turut ‘berperang’. Dengan menumpang becak motor, peserta saling menyerang peserta lainnya baik yang berdiri di jalan maupun yang berkendara dengan becak motor.
Masing-masing mereka siap dengan ber-drum-drum air, siap menyemprot lawan yang lewat di jalur yang sudah disiapkan. Perang Air telah berlangsung bertahun-tahun. Even masuk dalam kalender event tahunan wisata Meranti.
Tradisi pulang kampung orang Selatpanjang saat Imlek ditambah pelancong yang ingin mengikuti acara tersebut, kota klasik ini semakin ramai. Bahkan hotel-hotel pun full booking sebelum hari H. Dalam tiga hari berturut-turut pengunjung/wisatawan yang datang ke Selatpanjang sudah mencapai 20 ribu. Itupun belum memasuki hari terakhir (Cue Lak).
Ciancui berlangsung sepekan. Dilaksanakan sesuai penanggalan Cina. Perang Air berlangsung pukul 16.00 dan berakhir pada pukul 18.00 WIB selama even. Syarat ikut permainan ini adalah siap berbasah-basah. Harus tahan emosi saat disembur oleh lawan tiba-tiba. Diantara warga yang kreatif mereka menggunakan senapan mainan, ada juga yang senang dengan cara manual seperti menggunakan selang atau ember sekaligus.
Makna dari Ciancui tak lepas dari keinginan warga setempat untuk merayakan imlek sekaligus bersilaturahmi. Suasana Perang Air tampak seru. Tua, muda dan anak-anak andil.
Pesta kembang Api hingga Ritual Para Tetua
Sebelum acara puncak, perayaan imlek dimeriahkan dengan Festival Kembang Api pada hari Ke 5. Pesta kembang api di mulai menjelang malam dan berlangsung semalam suntuk. Untuk menyulut kembang api pemda setempat memberi izin gangguan menjelang pagi hari. Pesta kembang api ini tak tanggung-tanggung menganggarkan dana besar untuk penyediaan petasan dan kembang api.
Warga dan pengunjung memadati jalan di Ahmad Yani atau di sekitar Kelenteng Hoo Ann Kiong atau Vihara Sejahtera Sakti. Vihara besar ini menjadi vihara tertua di kota Selatpanjang. Pesta Kembang api tak henti menjelang pagi. Diantara warga tionghoa tampak pula berinisiatif menyulut kembang api dan petasan di rumah masing-masing.
Pada hari terakhir, perayaan imlek berlangsung lebih pagi. Sekitar pukul 6.30 WIB. Perayaan di mulai dengan ritual yang di pusatkan di Vihara Besar. Suasananya tetap padat dan ramai. Penyelenggaraan ritual pada Cue Lak merupakan hari perayaan ulang tahun Dewa Co She Kong. Warga Tionghoa percaya bahwa sang Dewa sedang turun ke bumi. Untuk menyambutnya diadakan ritual dengan menggotong tandu patung Dewa.
Mereka pawai berkeliling kota melewati beberapa kelenteng lainnya di Selatpanjang. Ada sekitar 24 kelenteng yang di Selanpanjang. Ritual Cue Lak diiringi oleh para tetua / orang yang terpilih yang akan dirasuki oleh roh para dewa lainnya. Ritual ini biasa disebut Thangkie, dimana raga atau tubuh tetua itu dijadikan alat komunikasi atau perantara roh dewa tersebut. Mereka juga bertugas mengawal ataupun membuka jalan bagi dewa utama yakni Co She Kong.
Warga Tionghoa menyakini bahwa sang Dewa sedang turun ke bumi untuk mengusir unsur unsur kejahatan dan memberikan kemakmuran dan ketentraman bagi warga kota Selatpanjang. Selain ritual penyambutan dewa, perayaan Cue Lak juga diiringi dengan atraksi tarian liong (naga), atraksi barongsai(singa) dan diiringi seni budaya jawa reog ponorogo yang berasal dari Jawa Timur.
tahun depan jadi pengen ke sini , butuh berapa hari kak kalau ke sana?
datang pada hari terakhir aj (cue lak) dua hari cukup aku rasa. Karena hari terakhir acara puncaknya;)
Hebat ya Selat Panjang bisa menggelar acara seperti ini setiap tahun dan selalu menarik orang untuk datang ke kota kecil ini
iya mas, coba deh datang, apalagi boleh ikutan perang air:D