seniberjalan.com__ Saya pikir Aru tidak akan mengantar ke Taman Nasional Baluran. Terlalu penat, setelah menelusur air terjun dengan jalan berbatu sehari sebelumnya. Ya sebelumnya, kami ke air terjun terperosok (baca; perjalanan berigi).

Untuk sampai ke air terjun itu susahnya minta ampun. Jalannya menyakitkan raga, berbatu-batu runcing, sempit dan terjal.

Sampai sekarang saya masih ingat perjuangan ke sana, hingga terjatuh dipendakian. Tubuh saya pegal setelahnya. Pegal tetaplah pegal, akan tetap terasa sakit bila tidak bergerak bukan? kami tetap memutuskan ke Baluran..ah dasar pejalan!

foto seniberjalan.com

Kami sampai di Taman Baluran pada waktu siang. Menempuh dengan kendaraan pribadi, tepatnya kendaraannya temen Aru. Saya tidak tahu persis apa ada jalur kendaraan umum yang melewati Taman Baluran dari Banyuwangi-Situbondo, sehingga saya tidak bisa memberi tips dan bocoran ongkos untuk sampai ke sini.

Masuk ke Taman ini mengeluarkan kocek sekitar Rp 5000 untuk pengunjung dan Rp 10.000 untuk kendaraan roda 4. Saya pikir, ketika masuk, langsung menemukan spot berfoto yang sempat menjadi tren di instagram itu. Ternyata tidak, harus menelusur lagi ke dalam di tengah hutan kering seperti tayangan Natgeo di hutan-hutan tandus Afrika. Belum lagi cuaca begitu panas, lengkap sudahlah rasa terpanggang itu.

Cukup lama bekendara menelusurin hutan kering tersebut, spot-spot yang ramai dibicarakan orang itu kami temukan. Hmm..tempatnya bagus dan memang Taman Nasional Baluran, menurut saya bisa dijadikan tempat wisata yang bisa dipromosikan.

baluran 2 - kabar wisata - seni berjalan

Sebagai lokasi film pun sepertinya cukup rekomen..tapi harus tahan dengan terik matahari dan hawa panas hutan savana tersebut. Saya berjalan di tengah padang rumput kering itu, tak jarang kaki terluka tergores duri. Tapi saya gak ingat lagi akan rasa sakit karena terlalu menikmati tempat itu. Lalu, hampir lupa diri ketika meminta mengambil dan memoto diri di spot-spot yang saya sukai.

Kalau beruntung, di padang rumput itu kita bisa menemukan binatang seperti rusa. Sayang, dia tidak jinak, selalu merasa terganggu dengan keberadaan manusia. Beranjak pergi bila didekati.  Tampak juga hewan lainnya seperti kerbau. Yang satu ini akan tetap tenang mandi di kubangan.

baluran 3 - kabar wisata - seni berjalan

Taman Nasional Baluran sangat luas, sejauh mata memandang itulah yang saya lihat. Saya merasa bebas betul ketika berada di sana. Kadang seperti mimpi, tidak menyangka perjalanan saya sudah sampai ke sana. Taman Baluran cukup memenuhi perkiraan saya, tidak tahu dengan orang-orang yang pernah ke sini. Apa bagusnya sih hutan kering itu? bagi saya hutan ini unik. Buktikan saja ke Baluran!

baluran 4 - kabar wisata - seni berjalan

by mero

About the Author