Di kawasan Senggarang, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, berdiri sebuah klenteng tua yang menawarkan pemandangan langka: bangunan bersejarah yang nyaris seluruhnya dililit akar-akar besar pohon beringin.

Dikenal sebagai Banyan Tree Temple atau Klenteng Akar Pohon, tempat ini menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung keajaiban alam dan warisan budaya yang berpadu harmonis.

Klenteng ini, berdasarkan informasi dari plang sejarah yang tersedia di lokasi, telah ada sejak tahun 1811. Awalnya, bangunan ini merupakan kediaman Kapiten Tionghoa, Chiao Ch’en, seorang tokoh berpengaruh pada masanya.

Rumah mewah dua lantai tersebut kemudian beralih fungsi menjadi rumah ibadah setelah ditinggalkan pemiliknya, seiring dengan pertumbuhan komunitas Tionghoa di Senggarang.

Banyan Tree Temple

Banyan Tree Temple (seniberjalan.com)

Kini, meskipun tampak sederhana dan beberapa bagian bangunannya telah hilang, fungsi klenteng sebagai tempat sembahyang masih bertahan.

Pemeluk agama Khonghucu dari Senggarang dan luar daerah rutin berkunjung untuk berdoa, membakar dupa, serta bersembahyang kepada Dao Ca Kong, Dewa Penarik Kembali Keberuntungan, yang dipuja di altar utama klenteng.

Baca juga: Menelusuri Wisata Sejarah Pulau Buru Kabupaten Karimun

Bangunan klenteng berdiri di atas lahan seluas sekitar satu hektar, didominasi warna merah khas kebudayaan Tionghoa.

Desainnya terdiri dari tiga bagian utama: ruang altar utama, ruang penyimpanan perlengkapan sembahyang, serta area terbuka yang kini dikuasai oleh akar pohon beringin yang lebat.

Akar-akar tersebut membelit hampir seluruh struktur, menciptakan nuansa eksotis dan misterius yang menjadi daya tarik utama tempat ini.

Banyan Tree Temple

Banyan Tree Temple (seniberjalan.com)

Setiap harinya, wisatawan lokal maupun mancanegara terus berdatangan.

Senggarang sendiri dikenal sebagai salah satu kawasan Pecinan tertua di Kepulauan Riau.

Pada masa lalu, imigran dari Tiongkok pertama kali menetap di sini sebelum menyebar ke berbagai wilayah lain.

Di kawasan ini, wisatawan juga bisa menemukan tujuh klenteng dan dua vihara yang masih aktif digunakan hingga kini, menghadirkan suasana tradisi Tionghoa yang kental meski populasi setempat kini beragam keyakinan.

Tak Terawat

Banyan Tree Temple

Banyan Tree Temple (seniberjalan.com)

Baca juga: Agro Piknik Marina, Wisata Taman Bunga dan Satwa di Batam

Kondisi Banyan Tree Temple saat ini cukup memprihatinkan.

Cat pada dinding-dindingnya mulai mengelupas, terutama di area pembakaran dupa.

Di beberapa sudut, terlihat tumpukan barang-barang tak terpakai yang membuat suasana menyerupai gudang.

Beberapa tahun lalu, desakan akar pohon bahkan sempat menyebabkan kerusakan serius pada struktur bangunan.

 

Lokasi

 

About the Author

Eliza G

Founder and Writer

Travel and Photo Enthusiast, Local Tourism Observer

View All Articles