Duduk-duduk di Pulau Pisang kecil memberi rasa betah. Angin sepoi-sepoi dan pemandangan laut adalah pelengkap rasa yang seakan menahan: jangan pergi dulu. Apalagi, di seberang sana Pulau Pisang Besar, seakan memanggil-manggil untuk disinggahi juga.
Seniberjalan.com– Pagi sebentar lagi berlalu tapi suasana di pantai ini masih sendu. Semilir angin begitu terasa mempermainkan rambut. Sejuk. Ditambah jejeran pohon pinus yang tumbuh di tepi pantai memberi keteduhan ketika menapaki pantai menuju sebuah pulau, di tanah Ranah Minang ini.
Nun jauh diseberang sana, sebelah kanan dari pintu masuk pantai, pulau yang di tuju sudah terlihat.
Dengan luas yang tidak begitu besar, itulah Pulau Pisang Kecil yang membelakangi Pulau Induknya, Pulau Pisang Besar. Pulau tersebut mungkin familiar bagi masyarakat Padang, Sumatra Barat.
Mengapa tidak, karena kedua pulau tberada di Pantai Air Manis, pantai yang terkenal dengan kisah yang melegenda, Si Batu Malin Kundang. Dan pantai ini menjadi opsi objek wisata Padang.
Dari pantai ini juga, kita dapat berlabuh ke pulau yang tak kalah eksotis, Sikuai. Tetapi, tidak enak rasanya jika mengabaikan dua pulau yang pertama kali mengusik mata. Apalagi keberadaannya hampir dekat dengan bibir pantai. Bisa disebarangi dengan berjalan kaki.
Ini pengalaman yang unik sekaligus mengasikkan bagi seniberjalan.com ketika melakukan penyebrangan ke pulau itu. Perlu hati-hati dan tahu waktu yang tepat untuk menyebrang. Di waktu pagi gelombang ombak dan angin cukup kuat. Bisa-bisa terbawa arus jika tidak bersabar menunggu air laut sedikit surut.
“Belum bisa menyebrang, masih berbahaya. Tunggu 1 jam lagilah, “ujar, salah satu penjaga pantai disana.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 pagi. Sembari menunggu 1 jam lagi, di sekitar pantai ada yang berjualan dan menyediakan tempat duduk di bawah rimbunan pohon pinus. Sebuah pemandangan yang menenangkan hati menyaksikan pulau itu di kejauhan. Penasaran!
Baca juga: Rumah Kelahiran Bung Hatta
Bertemunya dua hempasan ombak
Pulau Pisang Kecil bisa diseberangi. Ketika berada di tengah, air laut seakan ingin bermain-main. Ketika surut lebih mudah untuk melihat dasar laut yang ditapaki.
Sebaiknya menggunakan sendal, karena menjelang memasuki pulau kita akan menemukan karang-karang yang cukup tajam. Di sini kita bisa melihat dua hempasan ombak dari arah berlawanan menyatu di tengah pantai sebelum sampai di pulau.
Pantai-pantai Padang pada umumnya memang beriak dan punya ombak yang cukup menggila. Tapi, tak perlu takut ketika menyebrangi Pulau Pisang, ombaknya cukup bersahabat di waktu surut.
Kurang lebih 500 meter berjalan kita sampai di Pulau Pisang. Tidak begitu ramai, ada beberapa muda-mudi yang sudah asik nongkrong disitu. Di pulau ini ada beberapa fasilitas seperti, tempat duduk, buaian dan kedai kecil.
Duduk-duduk di Pulau Pisang kecil memberi rasa betah. Angin sepoi-sepoi dan pemandangan laut adalah pelengkap rasa yang seakan menahan: jangan pergi dulu. Apalagi, di seberang sana Pulau Pisang Besar, seakan memanggil-manggil untuk disinggahi juga.
Untuk sampai ke Pantai Air Manis, anda bisa menggunakan transportasi umum; trayek Pasarraya-Bungus. Jarak Pantai Air Manis sekitar 15 km dari pusat Kota Padang. Anda tertarik menyebrang ke sini? Singgahi Ranah Minang!
©mero
Bagus juga ya, itu saling berdekatan dengan pulau pisang besar? Bisa di tempuh dengan jalan kaki juga?
iya betul, Ranah Minang emang juara.