Gasing adalah permainan tradisional berupa mainan yang diputar menggunakan tali dan memutar pada porosnya.
Permainan gasing lekat dengan permainan masyarakat Melayu. Gasing dipercaya telah dimainkan di wilayah Natuna jauh sebelum penjajahan Belanda.
Gasing memang tidak hanya dikenal di Kepulauan Riau, permainan nusantara ini juga ditemui diberbagai daerah dan penyebutannya pun berbeda-beda.
Dikutip dari cultura.id, Jawa Barat dan Jakarta menyebutnya dengan Gangsing atau Panggal, Lampung dengan Pukang, Kalimantan Timur dengan Begasing, Maluku dengan Apiong, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat dengan Maggasing, Lombok menyebutnya Gansing, Bolaang Mongondow Sulawesi Selatan menyebutnya Paki, Jawa Timur dengan Kekehan.
Di Kepualuan Riau sendiri, khususnya Batam permainan gasing masih dipertahankan meskipun dimainkan musiman terutama di wilayah pesisir. Untuk menjaga keselestarian permainan rakyat ini, Pemko Batam biasanya menggelar atraksi permainan gasing pada saat Kenduri Seni Melayu (KSM).
Selain itu, sebagai warisan budaya Melayu, permainan gasing sudah masuk menjadi satu objek Pemajuan Kebudayaan Melayu yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu.
Cara Memainkan Gasing di Kepulauan Riau
Cara memainkan gasing di Kepulauan Riau berbeda-beda, di Natuna permainan gasing dilakukan dengan cara diputar, diletakkan di atas kaca berukuran 40 centimeter kali 40 centimenter. Yang menang adalah yang paling lama bertahan.
Sementara di Batam, Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun cara memainkannya sama; gasing tidak menggunakan alas, langsung di tanah. Kemudian setelah uri gasing yang berhenti duluan, gasing tersebut akan dibanting oleh gasing lainnya.
Di Kecamatan Belakang Padang Batam, gasing masih dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa bahkan disediakan lapangan untuk bermain gasing.
Baca: Minamisebo, Tugu Peninggalan Jepang di Galang
Kayu Apa yang digunakan untuk Gasing?
Gasing yang digunakan di Kepulauan Riau adalah gasing berbahan kayu. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Muhammad Zen di situs disbudparbatam, bahwa Gasing Melayu terbuat dari kayu stigi yang tumbuh di batu.
Kayu ini bertekstur keras dan cocok untuk dibuat gasing, namun kayu ini susah didapat. Selain itu dapat menggunakan kayu Asam, jenis kayu ini lebih mudah didapat.
“Kayu Lebam juga bisa, biasanya digunakan untuk membuat gasing anak-anak, karena dahulu setiap mau main gasing, baru dibuat dulu gasingnya,” kata dia.
Sementara tali gasing yang digunakan awalnya adalah kulit pohon Bebaru yang tumbuh di pantai, namun sekarang bisa diganti dengan nilon.
Seiring dengan perkembangan zaman, selain terbuat dari kayu kini gasing juga dibuat dengan plastik dan bahan lainnya.
Baca: Pulau Mat Belanda, Lokalisasi dan Rumput Laut
Bagaimana Cara Membuat Gasing?
Pembuatan gasing menggunakan cara tradisional bisa menghabiskan waktu sehari. Untuk Membuat gasing menurut M Zen caranya adalah dengan mengikis kayu. Panjang tali sekitar satu meter. Secara umum gasing dibuat berbentuk bulat atau menyerupai buah bengkoang atau jantung pisang, ada juga yang besar berbentuk piring.
“Gasing memiliki beberapa bentuk, ada gasing jantung bentuknya seperti jantung pisang, gasing piring seperti bentuk piring, dan gasing berembang, gasing berukuran kecil,” jelasnya.
Bagian-bagian terpenting dari gasing adalah kepala, badan kemudian ujung bawa gasing. Di bagian bawah dibuat lekukan yang berfungsi untuk tali gasing.
Untuk keseimbangannya, gasing diberikan paksi (besi yang diletakkan dibagian bawah gasing untuk keseimbangan) sehingga ketika diputar di atas lantai atau tanah, gasing akan seimbang.
Simak Video berikut:
sumber: disbudpar.batam.go.id
Kalau di Sunda, tepatnya di Sukabumi namanya beda dikit doang, disebutnya ‘Gangsing’. Sering juga dapat dari hadiah dari chiki tapi yang bahannya plastik.
Wah asyik juga nih kalau di Surabaya-Sidoarjo juga ada kayak gini cuma ya gitu sering bertengkar pas selesai gara-gara gasing yang lain pecah. Tapi sekarang makin dikit ya mainan tradisional kayak gini..
Jadi nostalgia masa kecil baca ttg gasing ini. Di Jakarta jg ada permainan ini kak, bahan dan bentuknya jg sama. Cuma, dulu sy cm bs ngeliatin sih, hehe.
Tp sayangnya di jaman skrg kyky udh gak ada yg main mainan tradisional ini. Semoga di Riau, permainan ini bs ttp dimainkan ya kak.
Wah ternyata di sumatra juga ada ya permainan Gasing ini. Aku tahunya di Jakarta aja. Kalau di tempatku di Kalsel kayaknya nggak ada. Heu
Wah ternyata di berbagai daerah juga ada permainan Gasing yaa. Saya tahunya cuma di Jakarta aja. Kalau di tempatku di Kalsel kayaknya nggak ada permainan ini
aku membaca ini jadi berpikir apakah anakku bakalan ngerti permainan kayakgini gak ya. melihat pict yang diebrikan duh jadi inget ams akecil yang suka mainan di alan
wah aku baru tahu wujud aseli gasing selama ini cuma tahu yang pipih dan itu pakai galah sama tali ya ? aku pikir hanay dilempar saja hehehe
wah keren2 ya permianan. tradisional
Alat bermain tradisional yang masih lestari, tapi tidak mudah ditemukan di kota-kota besar seperti Jakarta, bahkan di BSD di tempat tinggalku saja tidak ada, hampir tidak pernah lihat. Dulu kalau mudik ke Sumsel, dan pergi ke tempat nenek, masih pernah lihat sesekali. Permainannya rada ekstrem, seperti yang Mer ceritakan, gasing membanting gasing lainnya sambil berputar. Kadang saya ngeri lihat gasing berputar kencang, seakan hendak memelintir siapapun yang mendekatinya haha. Keren artikelnya, bisa jadi literatur Gasing yang bermanfaat untuk dibaca orang lain yang ingin tahu apa itu gasing.
Ada tugu gasing juga ya, jadi ikonik nih bisa mengundang wisatawan ke sana.
Daku pernah mainkan gasing waktu kecil, gara-gara abangku main itu terus sama temannya haha.
Permainan gasing ini jadi permainan tradisional banget yang harus tetap dipertahankan ya mas. Sekarang aku gak pernah lihat lagi di Padang anak-anak bermain gasing ini dan kebetulan namanya masih gasing di Padang mas, gak ada bedanya sih mas. Wahh, kalau diperhatikan dari pembuatannya gasing ini memang spertinya butuh keahliannya untuk membuat ya mas, agar gasing bisa digunakan dengan baik, keren…
Aku baru tau lohh Gasing tuh aslinya dari Riau? Seneng deh kalau permainan tradisional masih dipertahankan dan gak punah. Keinget aku waktu kecil jg pernah main gasing, tapi anak2 jaman sekarang kayaknya udah jarang yg mainin deh kayaknya.
Waduh ternyata di Batam sampai dibuat Tugu Gasing nya ya . . . Saya sebagai anak gasing modern kalo liat anak kecil yang main gasing tradisional tuh jadi kagum 😄
Wah sampe dibuatin tugu gangsing segala. Saya sendiri pas kecil masih ngalamin maen gangsing yg dari kayu kayak gitu, sekarang udah jarang liat. Ingin ngenalin ke keponakan, tapi mereka taunya gasing modern Beyblade yg dari Jepang itu.
Aku kecil di jawa namanya “gangsing” hehe. Nostalgia banget nih jadinya baca ini. Tapi aku baru tau ada daerah yg main gasing dialasi kaca. Aku jg appreciae sama pemerintah daerah yg aware sama permainan tradisional ini sehingga dimasukkan dalam event kota 😉 keren!
Wahh keren banget kearifan lokal satu ini, di Bali juga ada permainan seperti ini. Tapi kami sering menggunakan uang gepeng china (Bahasa Bali : Pis Bolong) untuk membuat gansingnya. Bukan kayu seperti di Kepulauan Riau. Setiap daerah punya ciri khas dan kearifan lokal sendiri yaa.. mantaps
Oh ya, saya search di marketplace, ternyata ada yg jual gangsing dari Riau ini.Jadi tertarik pengen beli untuk keponakan, hehe