Saya memiliki harapan besar terhadap The Old Guard 2, apalagi setelah menyaksikan film pertamanya yang rilis tahun 2020 di Netflix. Salah satu daya tarik utama kala itu adalah kehadiran Charlize Theron sebagai Andy, pemimpin kelompok prajurit abadi.
Sebagai penggemar Theron, saya begitu antusias melihat tokoh perempuan kuat dengan latar belakang immortality yang jarang dieksplorasi secara serius dalam film aksi.
Film pertamanya berhasil menghadirkan nuansa segar dengan kombinasi antara aksi, drama, dan misteri yang membuat saya berharap akan kelanjutan ceritanya. Namun, setelah penantian lima tahun, The Old Guard 2 justru terasa mengecewakan.
Perlu diketahui, The Old Guard diangkat dari seri komik grafis karya Greg Rucka dan ilustrator Leandro Fernández yang pertama kali diterbitkan oleh Image Comics pada tahun 2017. Adaptasi film ini mengikuti garis besar cerita komiknya, yang berfokus pada sekelompok prajurit abadi yang diam-diam telah menyelamatkan dunia selama berabad-abad.
Greg Rucka sendiri terlibat langsung dalam penulisan skenario film ini, namun sayangnya, kekuatan naratif dalam komik terasa kurang tajam saat diterjemahkan ke layar dalam film kedua.
Disutradarai oleh Victoria Mahoney, yang menggantikan Gina Prince-Bythewood dari film pertama, sekuel ini membawa beberapa wajah baru ke dalam semesta The Old Guard, termasuk Uma Thurman sebagai karakter antagonis.
Baca juga: Lensa di Tengah Perang, Dilema Jurnalis dalam Film Civil War 2024
The Old Guard 2: Sutradara Beda, Cerita di Luar Prediksi
Awalnya saya menduga musuh utama Andy adalah Quynh (diperankan oleh Veronica Ngo), sahabat lamanya yang muncul misterius di akhir film pertama. Tapi prediksi saya meleset. Saya pikir mengganti sutradara berkontribusi pada kualitas film ini.
Meski kehadiran Uma Thurman sebagai aktris legendaris yang dikenal lewat Kill Bill seharusnya memberi energi baru, sayangnya alur cerita The Old Guard 2 terasa lamban dan tidak terlalu membekas. Karakter Andy pun lebih banyak digambarkan terlarut dalam konflik emosional pribadi, membuat ketegangan dan dinamika antar tokoh kurang terasa.
Sinematografi dalam film kedua ini juga terasa berbeda dari film pertamanya. Entah karena perubahan gaya penyutradaraan atau masalah teknis, tapi visualnya terasa kurang “menggigit.” Bahkan menurut laporan, film ini sempat mengalami proses syuting ulang karena kendala produksi, yang mungkin mempengaruhi kualitas cerita.
Pemeran lain yang kembali hadir antara lain KiKi Layne sebagai Nile Freeman, Matthias Schoenaerts sebagai Booker, Marwan Kenzari dan Luca Marinelli sebagai pasangan abadi Joe dan Nicky, serta Chiwetel Ejiofor yang berperan sebagai Copley. Sayangnya, chemistry yang sempat kuat di film pertama tidak berkembang dengan signifikan di film kedua.
Secara keseluruhan, meskipun saya tetap menonton The Old Guard 2 hingga akhir, saya tidak bisa menyembunyikan rasa bosan selama menyaksikannya. Alur ceritanya terasa datar, konflik yang disajikan kurang tajam, dan tidak ada kejutan berarti yang membuat film ini tampak seperti langkah mundur dari pendahulunya.
Baca juga: Taman Nasional Baluran: Africa van Java yang Wajib Dikunjungi
Biasanya, jika filmnya menarik, saya enggan beranjak dari tempat duduk. Namun kali ini, saya justru sempat meninggalkan film di tengah-tengah karena kurangnya daya tarik. Bahkan di situs IMDb, film ini hanya mendapatkan rating 5.3/10, sebuah angka yang cukup rendah untuk film dengan jajaran pemain bertalenta seperti Charlize Theron dan Uma Thurman. Sayang sekali, potensi yang besar tampaknya tidak diolah maksimal dalam sekuel ini.
Jika ada rencana untuk melanjutkan ke film ketiga, saya berharap pihak produser dan tim kreatif bisa menghadirkan naskah yang lebih kuat dan pengembangan karakter yang lebih tajam. The Old Guard memiliki premis yang bagus, dan akan sangat disayangkan jika potensi waralaba ini tidak dimanfaatkan secara maksimal. Setidaknya film ketiga bisa menutup ketimpangan film kedua.
wah ini film action ya? ada uma thurman pengisi suaranya. aku malah jadi inget kill bill, hehe.. tapi memang di beberapa film, sekuel nya tuh jadi agak beda ya feel nya, kayak ada yang ga sesuai ekspektasi gitu.. tapi ga tau deh untuk the old guard ini, aku belum nonton xD
wah film apakah ini kak? mungkin perlu penjelasan dasarnya kak. misalnya fim genre apa, dan asalnya dari negara mana? aku baru tau ada film ini. hehe
Suka banget sama artikelny-! Banyak informasi yang bisa aku dapetin
terima kasih
kadang kalau ada film yang sukses trus produser bikin deh sekuelnya tapi nggak jarang sekuelnya malah mengecewakan ya kayak old guard ini. aku belum nonton sih sebenarnya film pertamanya jadi ya belum tertarik juga nonton sekuelnya
hehe iya mbak, punya selera film yang berbeda mungkin
Dengan aktor yang kece, namun terasa kurang explorasi gini, jadi kecewa yaa..
Biasanya memang season 2 itu tricky banget siih..
Karena uda ada season 1 yang seru, ekspektasi penonton pasti melebihi yang sebelumnya.
iya biasalah ya kita pasang ekspekstasi tinggi
Keren penyampaiannya, jujur dan apa adanya. Kayak sayang sekali gitu ya, ditunggu-tunggu jadinya agak ngga sesuai ekspektasi kita. Minimal kita udah nonton dlu ya kak, hehe jadi lepas rasa penasaran deh
iya coba nonton dulu dari awal
Padahal kalo lihat gambarnya harusnya konfliknya mengena sih ya. Jadi gak yang datar begitu ceritanya.
Kalo flat dan klimaks cerita gak nendang, jadinya kurang greget
udah keren-kerenan sama gambar kan
Sutradaranya yang seorang wanita seharusnya lebih bisa menonjolkan aspek kewanitaan dalam film yang female centris begini ya mbak Meri.
Saya paham benar rasanya “patah hati” kala sekuel dari film yang kita sukai ternyata tak sesuai ekspektasi. Semoga benar ada film ketiga dengan ekseskusi yang baik.
iyah, memilih lakon perempuan sudah pilihan yang tepat.
Nggak sabar nonton kelanjutannya! Seri pertamanya aja udah seru banget 🔥
silakan nonton sekuelnya hehe
Terus terang saya blm melihat film2 ini dan membaca ulasan ini jadi ada sedikit gambaran. Terima kasih sharing review nya ya..
sama-sama
apa cerita superhero ini terlalu monoton ya kak? kayak anime di netflix ceritanya gitu-gitu aja
awalnya saya pikir ceritanya biasa, tapi untuk yang film pertama.
Jujur saya belum pernah nonton film ini. Tapi mau berkomentar, kenapa klo ada film yang sukses, yang kita sukai, saat dibikin sekuel, sering mengecewakan. Padahal udah nunggu lama, kayak film ini sekualnya 5 tahun kemudian ya.
iya waktu lima tahun sebenarnya cukup untuk mematangkan satu film
Kayak merasa sayang banget ya, Kak. Sudah lama ditungguin, eh malah mengecewakan gitu. Kalau aku sih belum nonton gitu. Jadi, nggak ekspect yang gimana-gimana. Cuma, aku emang lebih suka film dengan hero perempuan gini sih.
iya lumayan greget kalo superhero perempuan ini
dilema serial yang sukses terus dibikin part 2 ya begini. kalo ngga keren banget ya bakal sebaliknya. well, thanks banget infonya yak!
kalo gak jelek ya harus bagus banget yak
Analisisnya tajam dan jujur, suka! Aku juga merasa ada yang janggal di sekuelnya. Ekspektasi tinggi dari film pertama kayak nggak ketemu arahnya di sini. Semoga kalau ada lanjutannya bisa lebih solid ya.
iya, karena ketinggian kali ekspektasinya
Wah pengisi suaranya ada Uma Thurman. Jujur saya belum menonton film animasi ini. Tapi ini film tentang apa ya, karena nggak ada sinopsisnya. Sejenis petualangan kah atau animasi thriller?
film action mbak, saya sengaja gak nulis sinopsisnya karena lebih ke analisis.