Di mana lagi kamu bisa merayakan Imlek dengan guyuran air, dentuman petasan, dan tarian naga dalam satu pekan penuh selain di Selatpanjang? Kota kecil di Riau ini mungkin terdengar asing, tapi percayalah, sekali datang saat Cian Cui, kamu akan ketagihan datang ke sini lagi.

Meranti, Indonesia_Festival Perang Air atau Cian Cui merupakan tradisi tahunan dan ajang pelestarian budaya Tionghoa yang sedikit mirip dengan Songkran di Thailand. Tetapi Cian Cui di Selatpanjang berlangsung selama enam hari penuh.

Ribuan peserta, baik warga lokal maupun wisatawan mancanegara, berpartisipasi dalam perang air yang berlangsung setiap sore dari pukul 16.00 hingga 18.00 WIB di bulan perayaan Imlek, biasanya sekitar Februari-Maret.

Cian Cui Imlek Meranti (seniberjalan)

Cian Cui Imlek Meranti (seniberjalan)

Masyarakat setempat bahkan pengunjung beramai-ramai menggunakan becak motor, sepeda motor, dan berjalan kaki sambil menyemprotkan air menggunakan ember, gayung, hingga pistol air di jalanan.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan antar etnis dan budaya di Kepulauan Meranti. Jadi ketika disembur air jangan marah ya!

Baca juga: Jelajah Patung 1000, Destinasi Spiritual di Tanjungpinang

Puncak Perayaan: Cue Lak dan Kirab Tiga Dewa

Puncak perayaan Imlek ditandai dengan Cue Lak, ritual keagamaan yang berlangsung pada pagi hari terakhir festival.

Acara ini melibatkan kirab patung Dewa Co She Kong. Mereka berarak keliling kota, melewati sejumlah kelenteng yang tersebar di Selatpanjang, setidaknya ada sekitar 24 kelenteng yang menjadi bagian dari rute perayaan.

Ritual di Cian Cui Meranti (seniberjalan)

Ritual di Cian Cui Meranti (seniberjalan)

Ritual Cue Lak ini diiringi oleh para tetua atau orang-orang terpilih yang dipercaya dirasuki oleh roh para dewa.

Tradisi ini dikenal dengan sebutan Thangkie, di mana tubuh para tetua dijadikan perantara untuk menyampaikan pesan-pesan spiritual dari para dewa. Di sini memperliatkan bagaimana kesaktian Thangkie, bagian tubuh mereka ditusuk dengan besi.

Selain itu, mereka juga bertugas mengawal serta membuka jalan bagi dewa utama yang dihormati dalam ritual ini, yakni Dewa Co She Kong.

Baca juga: Ritual Mandi Safar Kampung Terih

Perang Air di Meranti

Parade Cian Cui di Meranti (seniberjalan)

Masyarakat Tionghoa percaya bahwa saat Cue Lak, sang Dewa tengah turun ke bumi untuk mengusir segala unsur jahat, sekaligus membawa berkah kemakmuran dan ketenteraman bagi warga Selatpanjang.

Ritual sakral ini juga dimeriahkan dengan atraksi budaya, mulai dari tarian naga (liong), barongsai (singa), hingga pertunjukan seni tradisional Jawa Timur, Reog Ponorogo, yang menambah semarak perayaan lintas budaya ini.

Tips Ikut Perang Air di Meranti

Jika berencana mengunjungi Festival Perang Air (Cian Cui) di Selatpanjang saat Imlek, berikut beberapa tips yang harus kamu perhatikan:

  • Bawa Pakaian Ganti dan Pelindung Barang Elektronik
    Pasti basah kuyup! Bawa baju ganti, handuk kecil, dan plastik/waterproof bag untuk menyimpan HP, dompet, dan kamera. Gunakan dry bag atau tas anti air jika membawa barang penting.
  • Gunakan Pakaian Ringan dan Alas Kaki yang Aman
    Kenakan pakaian yang cepat kering seperti jersey atau kaos olahraga. Gunakan sandal outdoor atau sepatu karet yang tidak licin dan nyaman untuk berjalan di jalan basah.
  •  Booking Penginapan Jauh Hari
    Hotel di Selatpanjang biasanya penuh seminggu sebelum acara dimulai.
  • Coba Naik Becak Motor untuk Sensasi Lokal
    Salah satu cara terbaik menikmati festival adalah naik becak motor dan ikut “menyemprot” peserta lain.
Ritual perang air di Meranti

Ritual perang air di Meranti (seniberjalan)

  • Jangan Lupa Dokumentasi dengan hati-hati
    Bawa action cam atau HP dengan pelindung air jika ingin mengabadikan momen. Jangan terlalu fokus memotret hingga lupa menjaga jarak dari semprotan air
  • Datang Sekitar Pukul 15.00 WIB
    Perang air dimulai jam 16.00, tapi datang lebih awal memberi kamu waktu menjelajahi kawasan, memilih spot terbaik, atau bergabung dengan komunitas lokal.
  • Hormati Tradisi dan Ritual
    Jangan hanya datang untuk “bermain air”, pahami bahwa ini juga bagian dari ritual dan budaya warga Tionghoa. Saat Cue Lak atau arak-arakan dewa berlangsung, berdiri tenang dan hormati jalannya upacara.
  • Siapkan Mental dan Kendalikan Emosi
    Kamu bisa disemprot air secara tiba-tiba, bahkan dari arah tak terduga.
    Jangan marah, semua peserta diharapkan bisa menikmati dengan hati yang gembira.
  •  Jangan Gunakan Air Kotor
    Warga setempat biasanya memakai air bersih, kadang dicampur aroma segar.
    Jangan merusak suasana dengan air kotor atau berbahaya.
  • Cek Jadwal Resmi dari Pemkab Meranti
    Periksa informasi dari situs resmi merantikab.go.id atau akun media sosial Disbudpar Meranti untuk tanggal dan agenda resmi.

About the Author

Eliza G

Founder and Writer

Travel and Photo Enthusiast, Local Tourism Observer

View All Articles