Yang terbaru di Tegar Bahari adalah rumah pohon. Saya tidak melihat wahana itu sebelumnya. Saya mencoba menaikinya dengan hati-hati karena tangganya dibangun dari kayu seadanya.

Seniberjalan.com -Tiga bulan tidak ke mana – mana karena covid-19 rasanya menjemukan juga. Sejak masa new normal diberlakukan, orang-orang tak bisa lagi membendung hasrat yang terkurung; segera berpergian untuk berwisata di Batam.

Ya, mungkin tak jauh-jauh juga, pantai terdekat pun jadilah karena melihat dan mendengar ombak saja sudah cukup mentramkan jiwa.

Baru-baru ini, saya memutuskan untuk berpergian. Mempertimbangkan ajakan sekelompok teman yang menyentil di DM Instagram, memberi seruan ‘kapan kita memantai?’

foto: seniberjalan.com

Ajakan mendadak itu langsung saya iyakan, karena salah satu teman saya sedang ‘ngidam-ngidamnya’ ke pantai dan memamg dia sedang hamil muda.

Saya sendiri sebenarnya masih sedikit ‘parno’ bergabung di keramainan. Tapi saya pikir pergi pada waktu weekdays ini, pantai-pantai di Batam sepertinya sepi.

Memilih Pantai: Reviola atau Tegar Bahari?

foto: seniberjalan.com/ pantai Reviola

Pantai Tegar Putri

Tujuan pertama kami tertuju pada Pantai Tegar Bahari atau dulunya bernama Tegar Putri. Gak tanggung-tanggung si ‘bumil’ pengen mainnya yang jauh, pantai di Jembatan 6.

Pantai Tegar Bahari tepatnya berlokasi setelah Jembatan 6 Barelang Batam. Butuh sekitar 1,5 jam untuk sampai ke situ dari Batam Center. Belakangan, kami juga mendengar ada pantai baru di kawasan Barelang. Namanya pantai Reviola.

Sesaat kami dibuat bingung memilih, ketika menemukan pertigaan di jalan menuju pantai dan dua plang pantai itu bersebelahan.

Memang Reviola persis bersebelahan dengan Tegar Putri. Namun, kami tetap memutuskan ke Tegar Putri saja, setelah mampir sebentar melihat suasana pantai Reviola.

Mengapa memilih Tegar Putri? Saya sendiri pernah punya pengalaman kemping di sana beberapa tahun lalu. Suasananya masih lekat di pikiran saya, pantainya bersih dan cukup meneduhkan.

Teman-teman saya juga satu suara tapi Reviola masih membuat saya penasaran. Lain waktu yak!

Makan, Tidur dan Ngobrol di Tegar Putri

rumah pohon di Tegar Putri/seniberjalan.com

Kami tak banyak menyisir pantai. Memilih banyak duduk, membuka obrolan sambil makan dan menikmati suasana.

Kami menyewa pondok, biar lebih nyaman untuk bersantai, apalagi seorang teman membawa seorang balita.

Alhamdulillah, dikasih diskon oleh pengelola. Sewa pondok di Tegar Putri Rp 40ribu, kami mendapatkan harga Rp 30ribu saja.

Ada banyak pilihan pondok yang berjejer di sepanjang pantai. Dulu, waktu saya berkunjung, pondoknya tak sebanyak sekarang.

Yang pasti, suasananya masih sama, meneduhkan. Karena pohonnya masih banyak, keteduhan itu sejenak membawa kami tertidur pulas.

foto: seniberjalan.com/Pantai Tegar Putri

foto: seniberjalan.com

Sesekali kami turun merasakan hangatnya pasir dan bergelut dengan ombak kecil. Dan teman saya, ‘Bumil’ memutuskan untuk berenang; membayar apa yang Ia idamkan selama ini.

Saat menikmati pantai, saya menemukan sekumpulan monyet-monyet berkeliaran di pantai ini. Mereka sepertinya juga tak ingin lebih dekat dengan pengunjung.

Yang terbaru di Tegar Putri adalah rumah pohon. Saya tidak melihat wahana itu sebelumnya.

Saya mencoba menaikinya dengan hati-hati karena tangganya dibangun dari kayu seadanya.

Selain rumah pohon, juga dibangun ayunan di bibir pantai dan sedikit menjorok ke laut.

Saya melihat anak-anak senang bermain di ayunan dan mereka juga leluasa bermain pasir di pinggir pantai.

Sepertinya Tegar Putri sudah diketahui banyak orang. Sekalipun letaknya jauh, orang-orang yang sudah lama tak dihibur pantai akan tetap ngotot datang ke sini. Dan terbayarlah ‘ngidam’  Bumil yang tertahan selama pandemi hehe..

foto: seniberjalan.com

Pointer
• Tegar Putri berlokasi setelah Jembatan 6, Batam
• Ditempuh dengan kendaraan pribadi atau sewa. Lama perjalanan 1.5 jam.
• fasilitas: pondok, toilet, kamar mandi bilas, rumah pohon, parkiran dan kantin.
• Biaya masuk Rp 10ribu per orang, pondok Rp 40ribu.

Maps

Tagged in:

,

About the Author