seniberjalan.com – Mungkin masih ada yang menyangkal penebangan pohon tidak berdampak apapun pada lingkungan dan Bumi. Buru-buru mengaminkan banjir adalah azab, tanpa mencari tahu akibat dan sebab.
Perubahan iklim bukan lagi isu semata. Tak perlu ditepis bahwa udara yang semakin panas bukan penyebab perubahan iklim. Alam kita diciptakan seimbang oleh Yang Maha Kuasa. Ketika satu komponen alam rusak, ekosistem dan sistemnya ikut terganggu.
Kampanye penyelamatan masa depan bumi belum dianggap terlalu serius di Indonesia. Bahkan pemerintah pun masih kewalahan menghadapi tuntutan kerusakan lingkungan.
Wajar, Greeta Thunberg menuntut orang dewasa masa kini untuk bertanggung jawab atas kelanjutan masa depan bumi nanti, karena merekalah generasi masa depan yang menikmati akibat dari kerusakan yang dibuat generasi sebelumnya.
Kampanye pelestarian lingkungan dan menjaga keseimbangan alam sudah sepatutnya dilakukan menyeluruh. Dimulai dari pendidikan sekolah dasar atau lebih rendah sekalipun, mengajak anak-anak mencintai lingkungan mereka dari lingkungan tempat tinggal.
Orang tua dapat mengajarkan bagaimana menjaga keanekaragaman hayati dari langkah-langkah kecil, seperti berkebun di rumah, mengenalkan tumbuhan dan binatang.
Apa yang saya lakukan untuk melestarikan bumi?
Baru-baru ini, saya bersama salah satu organisasi jurnalis dan NGO lingkungan di Batam melakukan penanaman bibit bakau di daerah konservasi bakau di Batam.
Menanam bakau tampak sepele, tantangannya kami harus berhadapan dengan pihak yang membabat bakau demi kepentingan pembangunan. Atau pihak yang menimbun pohon bakau, padahal bibit pohon itu baru saja menunjukkan kehidupan.
Menanam bakau butuh waktu bertahun-tahun. Pertumbuhannya harus dipantau secara berkala. Kalau dibiarkan saja, bisa saja bakal pohon itu ditimbun oleh sang penguasa.
Di Batam memang sedang gencar pembangunan dan perluasan lahan. Cuaca Batam sudah panas, butuh banyak pohon dan penghinjauan kembali.
Kalau pembabatan bakau atau jenis pohon lainnya dibiarkan, bisa dibayangkan bagaimana panas terik matahari yang membakar kulit.
Belum lagi, beberapa waktu lalu, beberapa titik hutan di Batam terbakar karena cuaca panas.
Menurut saya, pelestarian lingkungan tidak bisa ditawar lagi, minimal lakukan upaya membayar ekosistem yang sudah rusak.
Langkah-langkahnya bisa dilakukan dari rumah, misalnya membuat penghijauan di rumah.
Hal lainnya yang saya lakukan adalah mengurangi penggunaan sampah plastik. Sebisa mungkin menggunakannya berulang-ulang.
Meskipun dari langkah-langkah kecil ini berharap dapat berdampak untuk bumi, untuk masa depan yang lebih baik.
Terkadang saya berpikir untuk melindungi dan menghindari kerusakan lingkungan bisakah lingkungan kita diberi asuransi umum?, misalnya mengasuransikan hutan.
Selama ini asuransi lebih banyak diberikan untuk jiwa (orang) dan properti seperti pilihan asuransi umum yang disediakan oleh MSIG. Mungkin MSIG bisa membantu sebagai bentuk kampanye Biodiversity MSIG sendiri.