Seniberjalan.com— Medsos begitu berpengaruh pada dunia traveling di Indonesia. Dampak yang nyata adalah Tebing Keraton Bandung yang ngehits via instagram sampai-sampai dijuluki Tebing Instagram/ Tebing Selfie.
Saya pun tergoda dengan kepopuleran tebing ini.Bermodal sedikit nekad, saya bergerak dari Alun-alun Kota Bandung menuju Dago Atas naik angkot berwarna hijau.Turun di pemberhentian terakhir. Dan dimulailah drama dikejar-kejar tukang ojek, dengan tawaran harga yang lumayan fantastis. Setelah berdiskusi panjang dengan tukang ojek ke 3 akhirnya disepakati harga 120rb untuk ongkos pulang pergi.
Tukang ojek disini jago-jago mengendarai motor, dengan medan naik turun dan berkelok. Ada juga beberapa titik jalanan rusak berbatu. Dari Dago Atas ngikuti arah THR Ir Djuanda, lanjut melewati hutan lalu perkampungan penduduk. Terus naik ke atas, tidak jauh dari situ ada pos Tebing Keraton disebelah kiri jalan. Perjalanan naik ojek kira-kira 40 menit.
Tebing Keraton ini masih dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda tepatnya di Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Nama Tebing Karaton dalam bahasa Sunda artinya adalah Kemegahan Alam, dan saya mengamini itu. Dari tebing dengan ketinggian 1.200 mdpl kita bisa menyaksikan lebatnya hamparan hutan THR Ir. Djuanda yang hijau dan alami, pemandangan Gunung Tangkuban Perahu disisi utara, di pagi hari perpaduan sunrise dan kabut begitu romantis, dan sorenya ketika matahari tenggelam ada momen siluet yang wajib di abadikan kamera.
Harga tiket masuk Tebing Keraton cukup dtuker dengan uang sebesar 12ribu untuk orang lokal, 52ribu untuk turis dan 200ribu untuk photo preweed/komersil. Tiket tersebut sudah termasuk asuransi, tapi belum parkir. Parkir motor 5ribu dan mobil 10ribu.
Jadi kapan kalian berkunjung ke Tebing Keraton? Saya nitip salam buat abang-abang ojek yang mangkal disana.