Seniberjalan.com – Masa kecil saya adalah masa bermain. Di mana hari-hari diisi dengan permainan tradisional bersama teman.
Saya masih merasakan bagaimana asiknya bermain kelereng, bermain tali, bermain gundu dan telepon kaleng. Sederetan lukisan yang terpajang di pameran public space di Jembatan Penyebarangan Orang di Tiban beberapa waktu lalu telah membawa saya kembali ke masa di mana saya senang bermain.
Di antara lukisan menggambarkan beberapa permainan tradisional yang pernah saya mainkan itu.
Berbagai karya lukisan surealis tersebut berasal dari anggota Rumah Pohon Institut, seniman-seniman penggerak seni rupa di Batam dan juga pemerhati lingkungan.
Lukisan-lukisan permainan tradisional ini terselip pesan-pesan yang dapt disimpulkan secara langsung dan sebaliknya ada yang bersifat instrinsik; kita butuh berpikir untuk mengartikannya.
Misalnya karya satu seniman yang bernama Santa. Yang menggambarkan lukisan kaleng. Lukisan itu dimaksudkan “Dikala manusia terputus dengan etika berbahasa dan ke-tradisi-an akan mengacaukan etika berbahasa”.
Kebetulan Santa berada di lokasi saat itu. Ternyata dia adalah pelaksana pameran atau anggota Rumah Pohon Institut Batam.
Menurut Santa banyak pesan sosial yang disampaikan dari 30 lukisan bertema Permainan Tradisional yang terpajang itu.
Salah satunya bentuk kekuatiran hilangnya tradisi memainkan permainan tersebut. Lukisan-lukisan itu bisa menginspirasi dan mengingatkan kembali.
“Permainan Tradisional dikuatirkan sudah berkurang dimainkan oleh generasi sekarang, saya ingin permainan ini tetap dipertahankan dikehidupan kita sehari-hari karena sekarang lebih banyak ditampilkan pada acara-acara budaya,” kata dia.
Jenis Permainan Tradisional yang mereka gambarkan bersifat nasional, tak hanya khusus pada kesenian Melayu Kepri seperti Lukisan Jong dari Amri Pratama.
Melalui pameran Batam Tanpa Tema #3 atau yang ketiga kali ini Santa dan teman-temannya juga ingin memajukan seni rupa di Batam dan mengajak para seniman ikut memperindah kota.
Mereka pernah bernisiatif melakukan pengerjaan mural untuk fasilitas umum yang dibengkalai.
“Kegiatan kami bukan pameran saja tapi kami juga menaruh perhatian pada lingkungan sekitar misalnya memperindah fasilitas umum, tujuannya memperindah kota karena kita tahu Batam sedang bergerak untuk mengembangkan pariwisata, dan langkah ini bisa membantu,” ujar dia.
Tentang Rumah Pohon Institut
Rumah Pohon Institut adalah komunitas yang secara intens menciptakan karya-karya seni di ruang publik. Tujuan mereka adalah memakai ruang publik untuk karya agar bisa dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
Aktivitas Rumah Pohon Institut berkutik pada hal yang bersifat praksis atau aktivitas antara seniman dan komunitas masyarakat yang menggunakan seni rupa.
@mero_visual
Keren nih memperhatikan permainan tradisional. Memang anak-anak sekarang sudah jarang yang main keluar, banyakan dirumah dan main hp dan nonton tv. Mudah-mudahan pesan kegiatannya nyampe ya
Wah baru tahu ada komunitas Rumah Pohon Institute. Tapi keren banget ini pergerakannya.
iya harus bgitu mba
Kayaknya anak-anak Rumah Pohon ini basecampnya yang di Nongsa itu ya Mer?
bukan mba beda, beda bgt. ini rumah pohon institur
Tetiba jembatan penyeberangan orang jadi keren karena ada pameran lukisan gitu. Jaman dulu emang asik, banyak menggerakkan anggota tubuh dalam bermain.
Kalau ada pameran keliling bagus juga, seperti di JPO Seorang Harapan itu banyak anak sekolah yang nyebrang, sambil lewat, mereka bisa melihat karya lukisan permainan jadul.
memudahkan orang utk melihat
kreatif ya idenya utk mempertahankan kenangan masa kecil
kenangan jangan smpe hilang mb hehe
kreatif banget ya
semoga para seniman ini makin terus berkarya dan bisa membangkitkan hal-hal yang selama ini terlupakan atau terabaikan ke kanvas mereka
saya juga miris ni permainan tradisional sekarang jarang banget dimainkan anak
termasuk anak saya
ada congklak di rumah malah diabaikan
aminn, harus. udah kerjaan seniman
Wah keren ya JPO Tiban.. baru tahu ini kalau di sana banyak mural dan lukisan permainan tradisional… sesekali bakal aku bawa duo crucils ke sana biar bisa menikmati permainan tradisionalnya…. Thanks Meri informasinya…
yoi kak, tapi pamerannya cuma seminggu:D
Oh ini di jembatan penyebrangan tiban rupanya, jadi kerenn yaa.. org2 yang lewat jadi merasa flashback lagi, bagi generasi 80-90an yaaa… Hehehee
generasi sekarang masih bisa memainkan permainan ini
Artikel cerdas mengingat permainan masa kecil tuh penuh dengan kerjasama dan outdoor. Permainan anak zaman now kerjasama juga tapi di games
kerja sama otak ehhe
Temen-temen dari rumah pohon institute ini memang keren cara dia menyuarakan protesnya, utamanya melalui kreativitas dan seni budahaya. Saya sendiri salut dengan konsistensi mereka dalam berkarya..
bukan protes juga mas, menyalurkan aspirasi dan inspirasi
ini tiban sebelah mana ya ? kok cakep bener ya? idenya keren
tiban kampung, jembatan penyebrangan itu..iya keren.
Test
Memang permainan di masa kecil dulu, tidak sama dengan yang sekarang dan hampir punah. Anak anak sekarang mainnya gadget.
Kalau anak jaman dulu main kelereng, tali, dan lainnya. Mereka tampak senang. Dengan adanya pameran ini, semoga bisa menyadarkan anak anak sekarang bahwa permainan jaman dulu dijaamin seru
bersyukur ya msh bisa maen dluny
sekarang, permainannya pindah ke ponsel. hehehe.. di ponsel main gasing bisa nggak yaaa
haha..kurang dpt sensasinya 😀