Seniberjalan.com_Dulu Pulau Putri Batam terbilang rimbun dengan pepohanan. Kalau bermalam atau kemping masih terasa sejuk. Masih sangat alami.
Sekarang Pulau Putri Batam sudah dibenahi. Pulau ini semakin digemari wisatawan beberapa tahun belakangan.
Sehingga, Pemerintah Batam mengubah bentuknya dengan membangun beton di sepanjang pantai karena dijadikan destinasi wisata baru Batam.
Baru? sebenarnya tidak baru, Pulau Putri sudah ada sejak lama, tapi diperbaharui. Saya menemukan beberapa perubahan. Berikut cerita saya.
Di depan pintu masuk pulau dibangun dermaga dan jembatan beton. Dermaga ini bermanfaat saat pasang, yang memudahkan tekong pompong berlabuh untuk menurunkan dan mengambil penumpang.
Mungkin sebagian orang menilai setelah perubahan tersebut Pulau Putri Batam tampak cantik. Ya mungkin cantik, tapi saya kurang suka.
Saya kurang suka wisata alam yang terlalu banyak diubah, apalagi pembangunan beton-beton yang menghilangkan sisi naturalnya, menghilangkan sisi apa adanya alam dan berubah menjadi wisata buatan.
Ya kalau mau ditambah, secukupnya saja dan memang dibutuhkan, seperti pembangunan dermaga tadi. Saya merasa terlalu banyak beton di sini.
Sehingga saat saya datang siang ke pulau putri udaranya jadi panas. Tak banyak lagi pepohonan. Saya, bingung mencari pepohonan yang pas untuk menambatkan hammock saya.
Saya memilih berjalan-jalan dulu sambil mencari lokasi yang pas. Pulau ini sebenarnya terbagi menjadi dua sisi, pulau besar dan pulau kecil. Pulau kecil terletak di sisi kanan dermaga dan agak ke ujung.
Baca juga: Sejarah Pulau Putri
Dulu, saat pasang, pulau besar seperti terpisah dari pulah kecil. Kita harus berjalan di air untuk sampai ke pulau sebelahnya. Seru.
Tapi sekarang tidak begitu, dua pulau itu sudah menyatu karena dibangun jembatan berupa susunan beton yang menghubunginya. Tidak perlu membasahi kaki melewati air pasang.
Di pulau kecil dulunya juga banyak pepohonan dan ada sedikit dataran tinggi (bukit kecil). Saya pernah berkemah di atas bukit itu.
Sekarang? melihat bukit kecil itu sudah seperti kue yang terpotong. Tinggal sebelah. Tapi kabarnya sebelum Pulau Putri diperbaharui, bukit itu sudah tampak digerus (tanya kenapa?).
Sekarang gerusannya ditutup dengan membangun Landmark Wonderful Indonesia, tempat favorit yang saat ini dijadikan wisatawan untuk berfoto-foto di Pulau Putri Batam.
Berpikir untuk Berkemah
Saya tidak mendapat tempat menambatkan hammock di sisa bukit tersebut karena badannya hanya tinggal sedikit, itupun sudah di isi banyak orang dan dibangun beberapa kedai di depannya.
Akhirnya saya kembali ke depan dermaga. Dan memutuskan bersantai di depan kedai-kedai yang meminta uang kebersihan Rp 2 ribu. Ya semoga uang itu digunakan untuk membayar jasa kebersihan, meskipun di depan pulau ini saya masih melihat sampah berserakan.
Kini Pulau Putri Batam semakin ramai, saya jadi kurang berminat untuk berkemah atau bermalam. Saya tak lagi mendapatkan ‘feel’ dengan Pulau Putri, di mana dulu pulau ini sangat hening dan nyaman untuk menenangkan diri.
Biar sajalah, biarkan saja pulau ini diperuntukkan bagi wisatawan yang mencari kesenangan berfoto-foto. Mem-viralkan sebentar lokasi-lokasi berswafoto dan semoga bisa menarik mereka berkali-kali untuk datang ke Pulau Putri.
Sisa kerinduan yang saya tinggalkan di sini adalah menunggu sunsetnya. Atau mengenang masa-masa saat memilih pulau ini sebagai tempat memoto gerhana dan hunting foto.
Semoga setelah dibenahi, Pulau Putri Batam bisa menjadi destinasi wisata yang masih disukai dan direkomendasikan warga Batam.
*
Fasilitas
Bersepeda
Banana boat
Kedai kopi
*
Transportasi
Boat Kayu/pompong
*
Onkos
Rp 20 ribu Pulang-Pergi
*
Lokasi
Seberang Pantai Nongsa, Batam.
Berjarak sekitar 1KM, dari pantai Nongsa. Dari pantai Nongsa naik pompong ke Pulau Putri
Apa yang bisa dilakukan di Pulau Putri Batam?
Berkemah
Hammock-an
Memancing
Menunggu sunset
Berenang
Banana Boat
Foto-foto Selfie
@mero
Link Youtube
Aku lebih suka sih mer, tampilan terbaru dari pulau putri sekarang. Waktu itu kesana, dermaganya nggak digunakan entah kenapa. Kami pengunjung diturunkan dibibir pantai.
ya smoga smoga banyak yang suka cai