Seniberjalan.com— Kabupaten Karimun punya beberapa rujukan wisata sejarah andalan. Tepatnya di Pulau Buru. Di sini ditemukan makam raja-raja terdahulu yang diprediksi sebagai orang yang pertama kali menetap di Pulau Buru. Inilah Makam Si Badang, Makam yang diyakini sebagai makam hulubalang kerajaan Lingga, yang bernama Badang.

Makam Badang terletak di tengah hutan atau ditengah kebun karet. Anda harus menelusuri jalan setapak menuju ke makam ini. Sebaiknya menyewa motor atau meminta diantar ojek kesana. Jaraknya sekitar 30 menit dari kota Buru.

Makam Badang termasuk situs cagar budaya di Pulau Buru. Pemerintah daerah Karimun telah membangun atau merumahkan makan tersebut. Ukurannya tidak begitu luas atau 30 m x 30 m, dirindangi pohon-pohon gaharu yang sudah berumur tua. Bangunan ini bercat kuning, warna khas yang sering digunakan orang melayu.

Di depan makam, di bangun sebuah gapura kecil bertuliskan ” Situs Cagar Budaya Makam Badang Pulau Buru”. Pada hari -hari biasa, warga setempat datang membersihkan makam itu seperti menyapu dedaunan kering.

 

 

Tentang Badang

setiap kali mengukur, panjang makam ini tidak sama

Berdasarkan cerita rakyat disana, dulunya Badang hanyalah seorang nelayan biasa yang kerap menangkap ikan dengan lukah. Lukah merupakan alat penangkap ikan yang terbuat dari bambu. Suatu hari dia mendapatkan sebuah ilmu dari seorang mahluk hitam. Mahluk itu berduel dengannya gara-gara ingin mengambil hasil tangkapan ikan dilukah itu. Badang berhasil mengalahkan si mahluk hitam dan mengabulkan keinginan Badang yang otomatis dia mewarisi kekuatan dari mahluk itu.

Baca juga: Global Tiger Day Ramai Komunitas Muda

Kemudian, karena punya kekuatan, Badang mengikuti berbagai sayembara sampai diangkat menjadi panglima raja di pelosok negeri. Dia terkenal sebagai orang yang kuat di Pulau Buru. Ketika wafat, Badang dimakamkan oleh raja disini, di Kelurahan Lubuk Puding. Makam Badang termasuk banyak diziarahi orang, baik masyarakat lokal maupun dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

 

Selain itu, daya tariknya adalah keunikan makam ini. Setiba di sini kita akan menemukan kayu panjang di atas pusara. Tongkat tersebut digunakan untuk mengukur makam Badang. Tinggal merentang tongkat itu. Anehnya, ketika mencoba mengukur dua kali, pengukuran pertama dan pengukuran ke dua tidak pernah sama. Setiap orang yang mencoba mengukur makam itu hasilnya selalu berbeda. Memang makam Badang tergolong panjang dibandingkan ukuran tubuh orang sekarang, lebih dari dua kali rentangan dua tangan orang dewasa.

Diyakini masyarakat setempat, jika ukurannya berlebih (pengukuran ke dua) si peziarah akan mendapat berkah, rizki berlimpah atau umur panjang. Namun, masyarakat setempat menekankan bahwa keyakinan tersebut tetap diserahkan kepada Tuhan, bukan makam itu agar tidak syirik.

Jika anda tertarik ke sini? tinggal mampir ke Karimun dan menyebrang ke Pulau Buru. Selamat menemukan Makam Badang, The Heritage of Buru Island.