Seniberjalan.com— Sebanyak 40an anak muda ramaikan Global Tiger Day di GOR Satria Purwokerto dengan tema “Macane Jowo Wes Entong, Apa Enggane Macane Sumatera Kon Entong Juga” yang artinya harimau Jawa sudah punah, apakah harus harimau Sumatera juga punah.

Mereka berasal dari beberapa komunitas antara lain Biodiversity Society, Banyumas Wildlife Photography, MIPL Amikom Purwokerto, Komunitas Cendana, Semutpala, Blispala, Kosti Banyumas, Biodiversity Warriors, Bio-Explorer, Antomatis Karikatur, PPA Mayapada, Lare Peduli Lingkungan, KPG Barlingmascakeb.

Apris Nur Rakhmadani adalah pengerak Global Tiger Day di Purwokerto, Pria umur 26 tahun lulusan STMIK Amikom Purwokerto.

Pengunjung cap jempol penyelamatan hutan Indonesia (Foto : Ist)

“Saya merasa prihatin sebagai orang Jawa, Harimau Jawa kan sudah punah  dan besar harapan harimau yg masih tersisa yang di Sumatera jangan sampai punah juga” kata Apris.

Selaras dengan tema acara hari itu. Acara ini diisi dengan serangkaiannya acara kreatif seperti bodypainting dan facepainting, teaterikal harimau playon dan dilanjutkan keliling GOR sembari berkampanye. Selain itu juga ada aksi damai peringatan hari harimau dunia dengan membagikan leaflet, stiker, pin kepada pengunjung yang datang.

Ratusan pengunjung beramai-ramai dateng ke GOR Satria Purwokerto, mereka larut dalam euforia berfoto bersama manusia-manusia harimau dan memberikan dukungan dengan cap jempol penyelamatan hutan Indonesia.

Baca juga: Weekend Ke Mana? ke Mal atau ke Pantai?

Apa itu Global Tiger Day?

Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day merupakan peringatan tahunan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap konservasi harimau sedunia.

Peringatan yang jatuh pada tanggal 27 Juli ini mulai ditetapkan pada Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Konservasi Harimau atau disebut juga Tiger Summit Meeting di St. Petersburg, Rusia, November 2010 yang lalu.

Diperingatinya Global Tiger day ini bermula dari keprihatinan atas hilangnya 93% habitat alami harimau akibat ekspansi manusia untuk kebutuhan pemukiman dan pertanian.

Populasi harimau yang tersisa saat ini terdesak di petak-petak kecil hutan yang berdampak tingginya resiko inbreeding.

Kecilnya petak hutan tersebut juga meningkatkan resiko perburuan. Hal ini terjadi di berbagai habitat harimau di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia, terutama di Sumatera yang menjadi habitat harimau terakhir Indonesia.

Tahun 2015 ini Global Tiger Day di adakan serentak di 7 Kota Indonesia antara lain Jambi, Palembang,  Medan, Padang, Pekanbaru,  Jakarta dan Purwokerto.

@aru