Seniberjalan.com – Saya tak menyia-nyiakan kesempatan hadir ke acara tahunan yang diadain di Kampung Langai, Desa Sumberkolak, Kec Panarukan, Kab Situbondo Jawa Timur.

Kali ini merupakan festival ke 4.

Di Festival ini, semua berhak bersuka ria, tanpa membedakan status sosial maupun umur.
Penonton duduk lesehan, baik itu dosen, pejabat, petani, mahasiswa, anak kecil maupun orang tua. Penonton di dominasi orang Situbondo, tapi banyak juga yang berdatangan dari luar kota seputaran Jawa Timur.

Festival Kampung Langai 4 diselengarakan Tanggal 1-2 September 2017. Bertema “Rindu Kampung” menyajikan pertunjukan kesenian, jajanan tradisional/kuliner dan pesona alam Kampung Langai.

Selain itu ada launching buku berjudul “Dangdut Madura Situbondoan” karya putra asli daerah Situbondo bernama Panakajaya Hidayatullah.

Bertempat di sebuah tanah lapang di atas bukit, hawa dingin menambah kemeriahan acara.
Tanpa panggung, pengisi acara perform di atas tanah yang dilapisi karpet. Dengan baground yang artistik bermodalkan bambu-bambu dan lampu sorot.

Pesta rakyat yang diselenggarakan secara mandiri ini dibuat oleh pemuda-pemudi Situbondo. Acara gratis, hanya dikenakan parkir 2.000 rupiah saja.

“Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi” menjadi spirit penyelenggaraan tahun ini.

Pengisi acara hari pertama antara lain Kak Jimi Solo, Big Band SMPN 2 Kendit, Dance BKS, Violin, Rock Power, Karawitan, Gajahpatma, Sunshine Reggae, Cahyo Solo, Patrol Romo Hamdun, Hadrah Langai, Band Smada, Etnologika. Dan untuk hari kedua adalah Sarasehan Budaya, Jejek Sapek, Chacha Vintage, Behel Berduri, Lembayung, Anak Langai, Parapena, DJ Fiyan, Ora Iso Band, Lingkar Merimbun, Kembheng Molje SMPN 2 Kendit, Ganesa Ensambel, Remember Me, Canmacanan, Fire Dance, Vanilla Latte.

Ada yang spesial dari panitia, mereka mengenakan udeng jengger khas Situbondo.

“dengan mengambil filosofi udeng jengger, laiknya ayam jago, mereka siap berkokok dengan gagah melalui sebuah kreatifitas” kata M. Imron dikutip dari Buletin Kampung Langai 4.

Cintai kampungmu, cintai Indonesia kita.
-Aru

About the Author